JURNAL SOREANG – Lebaran Idul Fitri adalah momen menggiurkan bagi keluarga Mang Jajang, warga Desa Ciroyom, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat.
Pasalnya, pada momen Lebaran Idul Fitri itu Mang Jajang beserta istri dan ketiga anaknya bisa menjual cangkang ketupat.
Seperti diketahui, cangkang ketupat sudah menjadi bagian dari Lebaran Idul Fitri, hingga menjadi ikonik bagi POLRI yang menggelar operasi ketupat.
Baca Juga: 10 Negara Terbaik di Piala Dunia Menurut FIFA, Italia Mengejutkan Kalahkan Klub Messi
Mang Jajang dan keluarganya tidak mau kehilangan kesempatan emas dalam setiap Lebaran Idul Fitri. Karena itu, mereka sepakat untuk turun ke jalan, berpencar berjualan cangkang ketupat di tempat yang berbeda.
Mang Jajang dan adiknya, Tino, memburu tepi Jalan Utama Sanggar Indah Banjaran, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.
Sedangkan istri dan tiga anaknya meluncur ke Kota Bandung, mereka menepi di Jalan Sukajadi.
Masing-masing di antara mereka membawa tiga ribu lidi alias enam ribu lembar janur (daun kelapa). Dengan trampil, di tempat jualan, mereka menganyamnya menjadi cangkang ketupat.
Dari satu lidi yang terdiri dari dua lembar janur itu menghasilkan satu cangkang ketupat. Jadi, dari tiga ribu lidi itu menghasilkan tiga ribu cangkang ketupat.
Lantas, berapa sih keuntungan yang diraupnya? Tunggu dulu. Usai menganyam, cangkang ketupat itu diikat. Setiap ikat terdiri dari sepuluh cangkang ketupat. Mereka menjualnya Rp10.000 per ikat.
Baca Juga: Bisakah Pemain Tanpa Kena Kartu? Ini Pemain Sepakbola Paling Bersih Tak Kena Kartu Merah dan Kuning
Dalam sehari, masing-masing di antara mereka bisa menjual hingga 100 ikat. Artinya, omset yang dihasilkannya adalah Rp1 juta per hari.
Dalam dua sampai tiga hari, masing-masing di antara mereka dapat menjual 300 ikat cangkang ketupat Lebaran Idul Fitri alias Rp3 juta.
Artinya, setiap Lebaran Idul Fitri, keluarga Mang Jajang saja bisa meraup omset Rp15 juta dari penjualan 1. 500 ikat cangkang ketupat.
Keuntungannya? Tenang dulu. Kita hitung dulu modalnya.
Selain ketrampilan menganyam sebagai modal utama, untuk membuat cangkang ketupat Lebaran Idul Fitri, mereka membutuhkan daun kelapa. Mereka harus membelinya kepada pemilik pohon kelapa yang harganya Rp5.000 per pohon.
“Murah, cuma lima ribu rupiah per pohon,” kata Mang Jajang kepada Jurnal Soreang, Minggu 1 Mei 2022.
Namun, katanya, daun kelapa yang dibutuhkan untuk membuat cangkang ketupat itu harus diambil sendiri.
Dari setiap pohon kelapa terdapat sekitar 200 lidi yang menghasilkan 20 ikat cangkang ketupat. Jadi, untuk menghasilkan 1. 500 ikat cangkang ketupat, keluarga Mang Jajang membutuhkan sekitar 75 pohon kelapa dengan harga Rp375.000.
Mereka membeli daun kelapa itu pada H-7 Lebaran Idul Fitri. Selain daun kelapa, modal lain yang diperlukan adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Baca Juga: Viral! Crazy Rich Dunia Elon Musk, Bisa Saja Menyatukan Messi dan CR7, Ini Buktinya
Tapi, alhamdulillah, selama berjualan, mereka bisa menginap di rumah kerabat. Jadi tidak harus sewa hotel atau penginapan.
Alhasil, modal materialnya terbilang murah. Yang mahal adalah ketrampilan yang mereka miliki.
Dengan ketrampilan menganyam cangkang ketupat, mereka dapat merayakan Lebaran Idul Fitri dengan penuh sukacita. ***