JURNAL SOREANG - Hampir dua tahun industri penerbangan berada dalam masa kegelapan.
Kini para maskapai penerbangan mulai dapat sedikit bernafas lega. Namun sayangnya hal ini tidak berlaku untuk Garuda Indonesia.
Data dari Airports Council International menunjukkan bahwa Covid-19 menyebabkan penurunan 64,65 dari lalu lintas penumpang penerbangan Global di tahun 2020.
Asia-pasifik mencatat kerugian tertinggi dengan kehilangan 2,5 miliar penumpang jika dibandingkan dengan beseline yang diproyeksikan.
Baca Juga: Banyak Pertanyaan! Kenapa Banyak Maskapai Lebih Pilih Sewa Pesawat Ketimbang Beli? Ini Alasannya
Volume penumpang internasional berada dibawah 1 miliar turun drastis dibandingkan volume 2019.
Sementara lalu lintas penumpang internasional hampir tidak ada pada paruh kedua tahun 2020.
Maskapai penerbangan dapat bertahan karena keberlangsungan hidup mereka sebagian besar bergantung pada bantuan pemerintah baik langsung maupun tidak langsung.
Bentuk bantuan tersebut bisa berupa suntikan modal pinjaman, penundaan pembayaran pajak, dan juga pengurangan kewajiban pajak.