Masalah Klasik yang Belum Terpecahkan, Bulog Belum Mampu Serap Gabah Petani

- 7 September 2021, 12:07 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan yang menyoroti serapanngabah oleh Bulog termasuk di pulau Sumbawa NTB.
Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan yang menyoroti serapanngabah oleh Bulog termasuk di pulau Sumbawa NTB. /Jurnal Soreang /dpr.go.id

JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan menyoroti rendahnya realisasi pengadaan gabah oleh Bulog dengan  persentase serapan selalu menurun setiap tahun.

Sejak 2017 hingga sekarang kurva penyerapan Bulog menunjukkan trend penurunan padahal mestinya Bulog mampu optimalkan penyerapan terutama pada bulan Maret sampai Juni saat panen.

"Selama ini persentase serapannya hanya berkisar 50-65% terhadap total serapan per tahun," kata Johan dalam pernyataannya, Selasa, 7 September 2021.

Baca Juga: Mengelak Soal Impor Beras, Anggota DPR Ini Cecar Kepala Bulog Soal Beras Khusus, Legal atau Ilegal?

Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini mendorong Bulog sebagai operator pangan bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap gabah petani.

Menurut Johan, rendahnya kemampuan Bulog akan menyebabkan harga gabah di tingkat petani menjadi rendah bahkan jauh di bawah HPP. 

"Harga jual gabah di tingkat petani di Pulau Sumbawa ada di kisaran Rp 3.600 sampai Rp 3.800 per kg. Saya minta Bulog segera bertindak agar harga gabah di tingkat petani khususnya petani di Pulau Sumbawa dapat menguntungkan petani demi meningkatkan kesejahteraan mereka," ucap Johan.

Politisi PKS ini juga menegaskan dengan adanya Perpres tentang Badan Pangan Nasional, maka posisi Bulog harus dilakukan pemisahan yang jelas antara regulator dan operator pangan.

Baca Juga: Bantah Impor Beras Senilai $18,5 Juta, Komisi IV Cecar Bulog dengan Data BPS

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x