Keuntungan BPR Kertaraharja Turun, Ternyata Ini Penyebabnya

Sam
- 15 Januari 2021, 17:29 WIB
ILUSTRASI perbankan, transaksi nontunai.
ILUSTRASI perbankan, transaksi nontunai. /Pixabay/

JURNAL SOREANG - Keuntungan yang diraih oleh PT BPR Kerta Raharja Kabupaten Bandung diperkirakan akan turun akibat pandemi COVID-19, selama kurun waktu di tahun buku 2020.

Direksi Bank Kerta Raharja, Beni Ubarsyah membenarkan bahwa dampak dari COVID-19 untuk dunia usaha perbankan sangat terasa sekali.

"Terutama bagi retail banking seperti kami," ujar Beni saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis, 14 Januari 2021.

Baca Juga: Inna Lillahi, Setelah Kematian Syekh Ali Jabar, Ustaz Yusuf Mansur kembali Sampaikan Berita Duka

Beni mengungkapkan bahwa pendapatan bank Kerta Raharja menurun hampir 40 % di tahun buku 2020. Salah satu faktornya adalah karena adanya relaksasi kredit para debitur BPR Kerta Raharja yang mencapai lebih dari Rp23 milyar.

"Tetapi, kami masih bisa setor PAD sekitar Rp1,8 milyar ke kas daerah. Saat ini sedang proses audit oleh akuntan publik, kita tunggu saja hasilnya," papar Beni.

Sementara itu, berdasarkan hasil kesepakatan bersama, Asisten ll Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sekda Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, untuk capaian PT BPR Kerta Raharja memang diturunkan karena kondisi pandemi COVID-19.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Siapkan Aplikasi Primary Care Vaksinasi, Warga Diimbau Ikut Divaksinasi

"Tapi kalau melihat kinerjanya tidak menurun, malah diapresiasi oleh OJK. Bahkan beberapa BPR milik Kabupaten/Kota lain malah diminta untuk diberi bantuan modal oleh kita," kata Marlan saat ditemui di Pasar Ikan Modern (PIM) Sabilulungan, Kamis, 14 Januari 2021.

Kendati demikian, jika dilihat dari kinerjanya PT BPR Kerta Raharja, kata Marlan, masih sehat, hanya dari sisi keuntungan labanya akan ada penurunan.

Ia mengatakan bahwa ada beberapa program yang tidak tercapai di masa pandemi COVID-19, diantaranya masalah kredit.

Baca Juga: BPBD Sulbar Catat Sedikitnya 27 Orang Meninggal Akibat Gempa Magnitudo 6,2 di Majene dan Mamuju

"Kemarin ada terobosan untuk membantu UMKM. Untuk kredit yang pinjamannya 1,5 juta itu di beri bunga tiga persen per tahun. Itu kiat yang diprogramkan oleh PT BPR Kerta Raharja sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi, sesuai anjuran Bupati." jelas Marlan.

Terkait masalah penurunan keuntungan, lanjut Marlan, sampai saat ini pihaknya belum menghitung karena belum di audit oleh akuntan publik dan mereka juga belum melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Kemungkinan ada penurunan, karena memang waktu rapat terakhir di anggaran juga sama, sudah disampaikan bahwa akan ada penurunan dari sisi dividen bagi pemerintah daerah," ungkap Marlan.

Baca Juga: DPRD Jabar Minta Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Dipercepat, Ini Alasannya

Sementara itu, terkait masalah kredit macet, menurutnya jumlahnya tidak terlalu besar, jika dilihat di rencana bisnisnya, perkiraan ada sekitar Rp 5 Milyar. Sedangkan untuk dana penyertaan modal, polanya di ubah yaitu dilakukan dalam lima tahun.

"Nanti setiap tahunnya disesuaikan dengan kondisi keuangan tiap daerah. Kalau untuk tahun sekarang sekitar lima milyaran," tutur Marlan.***

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x