JURNAL SOREANG- Di tengah gelombang aksi unjuk rasa kaum buruh yang menentang UU Cipta Kerja, ternyata ada golongan buruh yang tak pernah melakukan hal sama. Golongan buruh itu ialah buruh tani.
Padahal, upah nominal harian buruh tani nasional adalah sebesar Rp 55.173 per hari atau jauh dari upah minimum industri.
Hal itu dikatakan Anggota Komisi IV DPR RI, H Johan Rosihan, dalam pernyataannya, Minggu, 11 Oktober 2020.
Baca Juga: Mau mendapatkan BLT UMKM 2,4 Juta? Perhatikan Caranya Dengan Seksama
"Meski kauk buruh tani amat jarang melakukan unjuk rasa, namun kami meminta kepada pemerintah untuk lebih spesifik memberi perhatian kepada nasib seluruh buruh tani di Indonesia pada masa wabah pandemi Covid-19 ini," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah harus lebih peduli terhadap kondisi buruh tani kita, sebab selama ini mereka termarginalkan di negeri ini.
"Pendidikan mereka rata-rata masih rendah, tidak memiliki kemampuan berserikat seperti buruh pabrik lainnya dan tidak punya posisi tawar yang kuat untuk menuntut kenaikan upah," papar Johan.
Baca Juga: Seorang Ustaz Ubah Lahan Tandus Jadi Kebun Sayuran Organik
Anggota DPR dari Nusa Tenggara Barat ini merasa sangat prihatin dengan keadaan nasib buruh tani pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini.
"Hdup buruh tani sekarang kian pelik karena daya beli mereka terus merosot. Hidup mereka makin susah karena selalu berkutat dengan kemiskinan apalagi pada saat wabah virus ini merebak," katanya.
Selain itu, buruh tani juga kian sulit bekerja karena harus lebih banyak berada di rumahnya agar tidak tertular virus.
Baca Juga: Si Planet Merah Akan Lebih Kontras Dari Biasanya
"Hal ini membuat buruh tani dan keluarganya banyak yang semakin menderita karena kekurangan akses pangan akibat kenaikan biaya hidup yang semakin melambung," ucap Johan.***