Inilah Penyebab Hilangnya 'market bifurcation' di Indonesia, Berikut Penjelasannya

28 Desember 2021, 06:14 WIB
Foto: gadget, barang yang sering dibeli kelas menengah di Indonesia/ youtube Dr. Indrawan Nugroho Strategi Menghadapi Hilangnya Pasar Kelas Menengah /

JURNAL SOREANG - Tahukah anda bahwa saat ini pasar kelas menengah mulai menghilang. Trend ini disebut dengan market bifurcation.

Kejadian ini menjelaskan tentang pasar yang terbelah menjadi dua yaitu pasar kelas bawah dan pasar kelas atas sementara pasar kelas menengah semakin mengecil.

Jika perusahaan anda saat ini menyasar segmen kelas menengah mungkin anda sudah merasakan sendiri betapa sulit persaingan untuk memenangkan pelanggan di pasar tersebut.

Hasil survei pada tahun 2018 terhadap lebih dari 2000 responden di Amerika Serikat menemukan bahwa para retailer yang menjual produknya dengan harga nanggung.

Baca Juga: Penyebab Hilangnya Pasar Kelas Menengah di Indonesia dan Cara Mengatasi Menurut Pengusaha

Para retailer ini memberikan nilai melalui kombinasi harga dan promosi.

Retailer ini umumnya berkinerja lebih buruk daripada mereka yang menjual dengan harga serendah mungkin,

atau mereka yang memberikan nilai melalui penawaran produk atau pengalaman unggulan yang unik dengan harga premium dalam lima tahun.

Pendapatan para retailer premium melonjak 81 persen sementara pendapatan para retailer berbasis harga tingkat 37 persen selama priode yang sama.

Baca Juga: Suka Belanja dan Mengkoleksi Kartu Kredit, Inilah Fakta Kelas Menengah di Indonesia

Hal itu kontras dengan retailer yang nanggung yang ternyata pendapatannya hanya meningkat 2% saja.

Selain itu juga ditemukan bahwa konsumen lebih cenderung merekomendasikan retailer premium atau retailer berbasis harga daripada retailer yang nanggung.

Hal itu menunjukkan bahwa para retailer di kedua ujung spektrum lebih selaras dengan kebutuhan pelanggan yang tengah berubah

dan juga lebih baik dalam memenuhi harapan konsumen daripada retailer yang berada di tengah, terlepas dari Peran ekonomi makro yang positif di Amerika.

Baca Juga: Anti Ribet! 4 Aplikasi Ini Cocok Untuk Belanja Sayur Online

Ternyata sepuluh tahun terakhir ini sebenarnya merupakan periode yang buruk bagi kebanyakan warga Amerika.

Mereka yang berada dalam kelompok berpenghasilan rendah mendapati dirinya berjuang untuk memenuhi kebutuhan,

sementara kelompok berpenghasilan menengah menemukan kemampuan belanjanya semakin mengecil.

Hal itu disebabkan karena biaya-biaya yang melonjak secara drastis. Biaya perawatan kesehatan misalnya telah meningkat 60 persen, pendidikan 41 persen, makanan 17 dan Perumahan 12 persen.

Baca Juga: Sultan Mah Bebas! Sekali Belanja Raja Brunei Darussalam Borong Puluhan Payung dan Tas Tangan Mahal

Trend ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, negara-negara di Eropa juga mengalami hal yang sama.

Para ahli di International Labor Organization menemukan Hubungan langsung antara peningkatan ketidak setaraan pendapatan

yang terus terjadi di negara-negara Eropa, dengan berkurangnya kelompok konsumen berpenghasilan menengah.

Baca Juga: The Mall, Pusat Belanja Terbesar Brunei Darussalam, Ternyata Lebih Kecil yang Ada di Jakarta

di negara-negara tersebut di tahun 2019 Organisation for Economic Cooperation and Development atau OECD, mengeluarkan laporan yang punya kesimpulan yang sama.***

Editor: Sarnapi

Sumber: YouTube Indrawan Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler