JURNAL SOREANG- Legislator PKS drh. Slamet menyatakan sektor perikanan jika dikelola dengan optimal dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
"Optimisme ini berkaca pada data kenaikan ekspor komoditas perikanan pada kuartal I tahun 2021 sebesar 1,75 M USD atau Rp25 Triliun," kata Slamet dalam pernyataannya, Sabtu, 26 Juni 2021.
Nilai ekspor perikanan terus tumbuh meskipun saat ini sedang dalam masa pandemi. "Konisi ini tentu saja menjadi sinyal bagus terkait pengembangan sektor perikanan ke depannya," ujarnya.
Menurut politisi senior PKS ini, komoditas udang masih menjadi tumpuan utama ekspor Indonesia disusul komoditas tuna-cakalang-tongkol (TCT), cumi-cumi-sotong-gurita, kepiting dan Rumput laut.
Namun drh. Slamet mencatat jika menganalisis data ekspor produk perikanan masih terdapat sebuah ironi karena secara volume produk perikanan Indonesia hanya kalah dari China.
"Tetapi dari segi nilai ekspor nilainya jauh lebih rendah dari negara-negara yang nota bene punya volume ekspor yang lebih sedikit," katanya.
Baca Juga: Gerilya Kunjungi PPKM Mikro, Kapolri Minta Perkuat Tracing Testing dan Tes PCR Dipercepat Satu Hari
Penyebabnya, kata Slamet, bisa saja kebijakan yang sedikit keliru dimana KKP menganggarkan pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya yang merupakan sektor hulu (produksi) sebesar Rp1,9 Triliun.
"Sedangkan sektor hilirnya yaitu daya saing hanya diangka 384 M. Sehingga perlu adanya keseimbangan antara kebijakan hulu dan hilir disektor perikanan," katanya.
drh. Slamet juga mendorong agar program-program KKP tahun 2022 dalam memaksimalkan penyerapan anggaran melalui program-program padat karya.
Baca Juga: Polri Targetkan Vaksinasi Massal Serentak 1 Juta di Seluruh Indonesia
"Yaitu program yang langsung menstimulus kegiatan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam serta mengurangi kegiatan-kegiatan yang belum langsung menyentuh akar persoalan yang dihadapi masyarakat," katanya.***