Kabupaten Bandung Beresiko Tinggi Covid-19, Pariwisata Tidak Boleh Mati

Sam
- 19 November 2020, 14:25 WIB
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha. /Sam/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Perlu adanya pemahaman terkait perubahan status zona merah penyebaran virus Covid-19 di Kabupaten Bandung. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha saat diwawancara, Kamis, 19 November 2020.

"Pertama yang harus dipahami adalah perubahan status resiko penyebaran virus itu sendiri, bukan berarti semua wilayah di Kabupaten Bandung zona merah, namun ada beberapa wilayah yang beresiko tinggi terhadap penyebaran virus Covid-19 itu sendiri." kata Yosep.

Selain itu, Yosep mengungkapkan, bahwa harus diketahui apa penyebabnya sehingga wilayah itu bisa dikatakan beresiko tinggi.

Baca Juga: Warga Kabupaten Bandung Masih Susah Air. Pekerjaan Buat Bupati Baru

"Berdasarkan atas laporan dari Dinas Kesehatan Kebupaten Bandung pada saat rapat koordinasi kemarin, menyatakan bahwa peningkatan kasus itu terjadi di kluster." paparnya.

Penyebaran di kluster itu sendiri, kata Yosep, adalah kluster pesantren, industri dan keluarga.

"Jadi tidak ada korelasinya dengan pariwisata sebetulnya." ungkap Yosep.

Baca Juga: Rumah Relokasi Mulai Rusak. Warga Juga Enggan Menempati

Sehingga penamaan istilah 'zona' menurut Yosep itu kurang tepat, sebab yang ada adalah kluster yang beresiko tinggi.

Halaman:

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah