Antisipasi Potensi Ancaman Bencana Alam, BPBD Kabupaten Bandung Berikan Edukasi dan Pelatihan Bagi Masyarakat

- 5 Januari 2024, 19:54 WIB
Petugas BPBD Kabupaten Bandung saat melaksanakan pelatihan pemasangan tenda sebagai simulasi penanggulangan bencana alam.
Petugas BPBD Kabupaten Bandung saat melaksanakan pelatihan pemasangan tenda sebagai simulasi penanggulangan bencana alam. /Rustandi/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Agar masyarakat mengetahui cara menanggulangi bencana alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung melakukan pelatihan dan edukasi.

Selain memberikan edukasi agar masyarakat mengetahui jenis bencana, BPBD juga menggelar simulasi pemasangan tenda kepada masyarakat.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat siap dan bisa melakukan penanganan ketika ancaman bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi.

Baca Juga: Link Live Streaming Indonesia vs Libya, Uji Coba Kedua Menuju Piala Asia 2023,Mau Nonton?Langsung Klik di Sini

"Selain itu, BPBD juga melaksanakan inventarisasi logistik yang dibutuhkan dalam mengahadapi potensi kebencanaan dan mempersiapkan keamanan dari sisi potensi kebencanaan jelang Pemilu 2024," kata Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama, Jumat 5 Januari 2024.

Menurut Uka Suska, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bakal terjadi karena dampak bencana alam, terutama ancaman gempa bumi, BPBD Kabupaten Bandung berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat.

"Mengingat peristiwa gempa bumi dengan pusat gempa terjadi di Sumedang beberapa hari lalu, Kabupaten Bandung juga terkena dampaknya. Ada beberapa rumah di sejumlah lokasi di beberapa kecamatan Kabupaten Bandung mengalami kerusakan," katanya.

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana, pihaknya terus memberikan edukasi terkait kebencanaan kepada masyarakat, baik secara langsung melalui berbagai kegiatan maupun melalui media sosial.

Baca Juga: Ada Perubahan, Ini Starting XI Timnas Indonesia vs Libya Laga Uji Coba Hari Ini 5 Januari 2024, Siapa Saja?

Hal itu, kata Uka Suska, agar masyarakat lebih waspada dan mengetahui potensi bencana alam dan termasuk memberikan edukasi jenis jenis gempa bumi.

Sebab, kata Uka Suska, secara geografis Indonesia terletak dan berada di kawasan Ring of Fire atau "Cincin Api" Pasifik dan berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.

"Oleh sebab itu, Indonesia termasuk negara rawan dilanda bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Uka Suska, upaya kesiapsiagaan bencana merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mengahadapi bencana dan menanggulangi risiko bencana.

Baca Juga: Inalilahi, Ini Daftar Nama 4 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan KA Turangga - Lokal Bandung Raya di Cicalengka

"Ditambah lagi bencana sering terjadi tanpa peringatan. Tak hanya itu, dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci penting untuk keselamatan," katanya.

BPBD juga berusaha untuk mengenalkan drop, cover, hold on, adalah 3 metode perlindungan darurat diri sendiri ketika mengalami gempa bumi. Tujuannya, untuk sesegera mungkin melindungi tubuh saat terjadi gempa bumi.

Mulai dari drop berlutut untuk melindungi kepala, jatuhkan badan, jongkok, berlutut, agar tidak terbentur benda-benda yang menggantung dan bergoyang saat goncangan gempa bumi.

"Cover berlindung, segera cari media perlindungan diri, seperti ke arah meja lebar agar bisa melindungi kepala dan punggung dari benda-benda tajam yang berjatuhan. Hold on bertahan, pegang kaki meja dengan kuat agar badan terlindungi sampai goncangan berhenti," jelasnya.

Baca Juga: 4 Fakta KA Turangga yang Terlibat Kecelakaan dengan Commuter Bandung Raya di Cicalengka Kabupaten Bandung

Lebih lanjut Uka Suska mengatakan, masyarakat bisa memantau informasi yang ada di aplikasi Info BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) terkait dengan kebencanaan. Mulai dari informasi gempa bumi, tsunami, kualitas udara dan prakiraan cuaca.

"Tak hanya itu ada peta sebaran titik gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2022," katanya.

Sampai saat ini, kata Uka Suska, BMKG sebagai instansi pemerintah yang mengawasi kejadian gempa bumi di Indonesia menginformasikan kepada masyarakat bahwa gempa bumi tektonik belum dapat diprediksi waktu kejadiannya, baik hari, tanggal, jam, menit hingga detik.

"Namun, peneliti Indonesia telah mengembangkan teknologi Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi berbasis aplikasi oleh BMKG yang bernama Indonesia Earthquake Early Warning System' (InaEEWS). Sistem ini akan memberikan informasi lebih dini sebelum gempa kuat melanda suatu kawasan," akunya.

Baca Juga: Info Harga Resmi Iphone 15 di awal tahun 2024 Harganya Sudah Turun?

Uka Suska menambahkan, BPBD memberikan edukasi jenis-jenis gempa bumi, yakni gempa bumi vulkanik, gempa bumi tektonik, gempa bumi runtuhan dan gempa bumi buatan.

"Gempa bumi vulkanik merupakan jenis gempa bumi yang biasanya disebabkan karena letusan gunung api. Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan adanya pergeseran lempeng tektonik karena adanya arus konveksi yang terjadi dalam bumi. Gempa bumi runtuhan merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan dari tanah atau bebatuan," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x