Yakni hilirisasi inovasi hasil riset untuk tujuan komersialisasi, hilirisasi kepakaran untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), pengembangan produk inovasi bersama DUDI/mitra inovasi, dan peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau produk substitusi impor melalui proses reverse engineering.
Pada kesempatan tersebut, Beny juga menyampaikan bahwa selama tiga tahun ini, penyelenggaraan program Matching Fund Vokasi mendapat antusiasme yang tinggi dari perguruan tinggi vokasi. Pada tahun 2021 ada 258 proposal yang masuk, kemudian tahun 2022 sebanyak 552 proposal, dan tahun 2023 ada 1.026 proposal.***