JURNAL SOREANG – Sejarah Kereta Api Sebagai Benteng Stelsel Penjajah Kereta api menurut teori daratan dari Mc Kinder, tidak hanya berfungsi sebagai alat transformasi ekonomi, melainkan lebih difungsikan sebagai Benteng Stelsel.
Artinya fungsi utamanya sebagai penunjang mobilitas gerakan operasi seradu Belanda dalam upaya mempersempit ruang gerak perlawanan Ulama dan Santri.
Goebernoer Djenderal Daendels, sistem ketahanan fisiknya, dengan membangun hubungan antar kota, jaraknya disesuaikan dengan kemampuan tenaga kuda.
Oleh karena itu, dibangunlah kota-kota dengan jarak antar kota per 60 km, disesuaikan dengan kemampuan kuda berjalan. D
ibangun pula kota satelit berjarak 11 km. Misalnya Bandung-Cimahi, Soreang, Ciparay, Banjaran, Rancaekek, dan Lembang. Hubungan antar kota dihubungkan dengan jalan darat.
Berbeda dengan pemerintah kolonial Belanda, dalam upayanya mengamankan kepentingan penjajahannya, membangun Jalan Kereta Api dengan jarak stasiun dari stasiun induk ke stasiun berikutnya berjarak 4 km (Bandung - Andir), 11 km (Bandung - Cimahi), dan selanjutnya per 15 km (Bandung - Padalarang).