Rapikan Pasar Tumpah RW 11 Sanggar Indah Banjaran Kabupaten Bandung, Bangun Lapak di Pinggir Kali

- 11 Februari 2022, 20:08 WIB
Pembangunan lapak di pinggir kali, seberang lapangan RW 11 Sanggar Indah Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat pagi, 11 Februari 2022, dimaksudkan untuk merapikan pasar tumpah di wilayah tersebut.
Pembangunan lapak di pinggir kali, seberang lapangan RW 11 Sanggar Indah Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat pagi, 11 Februari 2022, dimaksudkan untuk merapikan pasar tumpah di wilayah tersebut. //Rakhmat Margajaya//Jurnal Soreang

 

JURNAL SOREANG - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, mengucurkan dana pembangunan lapak bagi para pedagang di pasar tumpah RW 11 Sanggar Indah Banjaran (SIB).

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Nanta mengatakan pembangunan lapak tersebut dimaksudkan menyokong kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah RW 11 SIB yang merupakan Unit BUMDes Nagrak.

Pada tahap awal, pembangunan lapak di seberang Lapang RW 11 SIB Kabupaten Bandung itu hanya sembilan lapak. Setiap lapak untuk dua orang. Jadi sembilan lapak itu bisa untuk 18 pedagang.

Baca Juga: Disentil Deddy Corbuzier, Affiliator Binary Option Ini Kena Mental, Bukan Indra Kenz dan Doni Salmanan

Para pedagang yang akan menempati lapak tersebut adalah mereka yang sudah lama mangkal di pasar tumpah RW 11 SIB Kabupaten Bandung.

Ada sejumlah pedagang yang mangkal di sana bukan warga RW 11 SIB Kabupaten Bandung.

Walau begitu, hal tersebut tak jadi masalah, karena para pedagang itu pun memberikan kontribusi kepada pengurus RW 11 SIB Kabupaten Bandung, melalui pengelolanya.

Baca Juga: Drama Korea 'The King of Tears, Lee Bang Won' Kembali Dilanjutkan Usai Insiden Kematian Seekor Kuda

Selama ini, pedagang dipungut biaya Rp2.000 setiap kali berjualan di pasar tumpah RW 11 SIB.

Setelah nanti menempati lapak yang sedang dibangun itu, tentu mereka berkewajiban membayar lebih dari Rp2.000.

"Tentang berapa nominalnya, belum kami tetapkan," kata Nanta kepada Jurnal Soreang, Jumat, 11 Februari 2022.

Baca Juga: Selain Italia dan Portugal, Negara Ini Juga harus Lakoni Partai Hidup Mati, Agar Lolos ke Piala Dunia 2022

Nanta mengatakan, dari hasil pasar tumpah ini pengelola mendapatkan 70 persen, sedangkan 30 persennya untuk BUMDes Nagrak.

Pengelola adalah warga RW 11 SIB yang ditunjuk Ketua RW-nya dan disahkan BUMDes Nagrak.

Sebagai Ketua BPD, Nanta berkewajiban mengawasi aliran dana, termasuk dana pembangunan lapak di pasar tumpah RW 11 SIB.

Baca Juga: Sejumlah Pemain “Running Man” Terpapar Covid-19, Fans Khawatir!

Karena pembangunan lapak di seberang Lapang RW 11 SIB itu terletak di pinggir kali (sungai kecil), maka Nanta berharap para pengelola dan pedagang tetap ramah terhadap lingkungan.

"Karena lapak berdampingan dengan sungai, maka yang harus diperhatikan adalah tumpahan air, pembuangan sampah atau limbah yang memang harus diperhatikan ekstra oleh para pengelola, jangan sampai menjadikan kumuh dan menghambat kepada aliran sungai," tutur Nanta.

Nanta menerangkan, pembangunan lapak di pinggir kali itu dimaksudkan untuk merapikan para pedagang yang sudah lama mangkal di sana.

Baca Juga: Evanny INTM Cycle 2 Pasrah Menerima Kekalahan, Tadinya Mau Menyingkir Malah Jadi Tersingkir

Karena di pinggir kali, lapak yang dibangun pun tidak permanen seperti tempat hunian. Bangunannya tetap terbuka, hanya diberi atap.

Ada tiga bata yang tersusun dari bawah ke atas di bagian belakang lapak. Hal ini dimaksudkan sebagai penghalang agar pedagang tidak langsung menyapukan sampah ke kali.

Terpikirkan pula adanya toilet di pasar tumpah tersebut.

Baca Juga: Kumpulan Kode Redeem FF Terbaru Edisi Sabtu 12 Februari 2022, Mainkan dan Buka Hadiahnya

Dengan pembangunan lapak tersebut, maka kegiatan di pasar tumpah RW 11 SIB Kabupaten Bandung bisa terjadi dari pagi hingga sore.

Karena itu, pemberdayaan ekonomi di wilayah tersebut kian masif.

Nanta mengatakan, satu lapak bisa digunakan dua pedagang, yaitu pedagang yang berjualan pagi dan sore. Jika digunakan dua pedagang, maka biaya pemakaian lapak bisa lebih ringan, karena biaya ditanggung berdua. ***

Editor: Rakhmat Margajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah