Desa Nagrak Pacet Jadi Pilot Project Desa Peternakan Terpadu Kemendes PDTT, Ini Harapan Bupati Bandung

- 23 Januari 2022, 23:22 WIB
Bupati Bandung, Dadang Supriatna mendampingi Menteri Desa PDTT Gus Halim meninjau langsung peternakan terpadu di Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Sabtu 22 Januari 2022.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna mendampingi Menteri Desa PDTT Gus Halim meninjau langsung peternakan terpadu di Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Sabtu 22 Januari 2022. /Dok. Pemkab Bandung

JURNAL SOREANG - Desa Nagrak, Kecamatan Pacet terpilih menjadi lokasi pilot project Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT).

Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan, program tersebut nantinya akan dikelola lima desa di Kecamatan Pacet.

Kelima Desa tersebut, papar Dadang, tergabung dalam satu Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bersama yang bernama Waluya Balarea.

Baca Juga: Terungkap, Pengemudi Mobil Tabrak Empat Kendaraan di Bundaran Senayan Ternyata dalam Keadaan Mabuk

Kang DS sapaan akrabnya Dadang Supriatna menilai, pilot project itu dapat memberi angin segar dan membangkitkan semangat bagi masyarakat untuk mengoptimalkan segala potensi ekonomi dan sumber daya alam di daerahnya.

“Kehadiran Bumdes ini dapat mendorong pergerakan ekonomi kreatif dan produktif, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat di wilayah Kecamatan Pacet,” ungkap Kang DS dalam keterangannya, usai menghadiri Peresmian Peternakan Terpadu BUMDes Bersama Waluya Balarea, Kecamatan Pacet, Sabtu 22 Januari 2022.

Kang DS berharap, Bumdes Waluya Balarea terus tumbuh, berkembang serta fokus dalam menjalankan usaha peternakan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

Baca Juga: Bobotoh Senang Melihat Febri Hariyadi Ikut Berlatih Bersama Tim Persib Bandung

“Saya selaku bupati mensuport agar desa peternakan terpadu ini bisa berkembang ke desa-desa lain. Sehingga apa yang dicita-citakan pak menteri dapat terwujud," ujarnya.

"Sekarang baru satu Bumdes yang diresmikan, atau ada sekitar 55 kelompok lagi yang akan menjadi lokus pilot project ini, tentunya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing,” sambung Kang DS menambahkan.

Sementara Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar menuturkan, pilot project tersebut disiapkan di tujuh kabupaten yakni Kabupaten Bandung, Cirebon, Kebumen, Nganjuk, Jombang, Lumajang dan Kudus.

Baca Juga: Sebabkan Kemacetan, Polisi Tindak Tegas Konvoi Mobil Mewah di Tol Andara Jakarta Selatan

Desa peternakan terpadu berkelanjutan ini, jelas Abdul Halim, dikelola oleh Bumdes bersama dengan melibatkan lebih dari 50 desa dan sekitar 300 peternak, di lahan seluas 140.000 m2.

"Bumdes ini nantinya akan mengkoordinasikan potensi peternakan dari 5-10 desa yang menjadi anggotanya. Masing-masing BUMDes sedikitnya melibatkan 43 peternak,” ujarnya.

Gus Halim sapaan akrab Menteri Desa PDTT menjelaskan, ke tujuh Bumdes akan mengelola 20 ekor sapi yang dipadukan dengan budidaya 100 domba, 400 ekor ayam, dan budidaya 10.000 ikan air tawar.

Baca Juga: Link Live Streaming Chelsea VS Tottenham Hotspur, Liga Inggris Malam Ini

Usaha peternakan itu, lanjutnya, akan dipadukan dengan budidaya hortikultura organik di lahan 1.500 m2, dan pakan ternak di lahan 16.200 m2.

Gus Halim memaparkan, untuk Bumdes Waluya Balarea Kecamatan Pacet ini mengelola 436 ekor ayam. Jika sudah produktif maksimal, keuntungan mencapai Rp7 juta perbulan.

Kemudian, sambungnya, biaya yang dikeluarkan untuk 10 sapi mencapai Rp160 juta, jika musim kurban nanti pendapatan yang dihasilkan BUMDes sekitar Rp250 juta.

Baca Juga: Link Live Streaming Hertha Berlin VS Bayern Munchen, Liga Jerman Malam Ini

"Belum lagi dari pupuk dan sayuran. Insya Allah ini akan memberikan harapan bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Gus Halim. ***

Editor: Yusup Supriatna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah