Bekerja di Bidang Apa Pun, Kemampuan Membaca dan Menulis Jadi Keharusan

- 12 Oktober 2021, 05:14 WIB
sosialisasi dan diseminasi Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Pemangku Kepentingan di Perguruan Tinggi Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)
sosialisasi dan diseminasi Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Pemangku Kepentingan di Perguruan Tinggi Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia terus diupayakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek,  salah satunya dengan sosialisasi dan diseminasi Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Pemangku Kepentingan di Perguruan Tinggi Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)

Acara baru-baru ini diikuti 42 dosen bertujuan mempromosikan dan mengoordinasikan Ujian Kompetensi Bahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka di perguruan tinggi.

Menurut Kepala Pusat Pembinaan dan Sastra, Muhammad Abdul Khak, dengan kegiatan ini, diharapkan pemangku kepentingan memahami dan menetapkan UKBI sebagai instrumen untuk mengukur kemahiran berbahasa di perguruan tinggi. UKBI sebelumnya telah diluncurkan pada awal tahun ini oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.

Baca Juga: Guru Penggerak, Ujung Tombak Perubahan di Sektor Pendidikan

Sebelum mengembangkan UKBI Adaptif, Badan Bahasa telah memberikan layanan UKBI berbasis kertas, berbasis jaringan komputer, dan berbasis jaringan internet.

“Selain berguna sebagai alat uji untuk mengukur kemampuan berbahasa Indonesia, saya harap UKBI Adaptif juga akan meningkatkan kemahiran berbahasa yang meliputi kemahiran berbicara, menulis, membaca, mendengarkan, dan kemahiran merespons kaidah,” terang Kepala Badan Bahasa yang akrab disapa Khak.

Selai itu, dijelaskan dia, kemahiran berbahasa meliputi juga empat bagian lainnya, yaitu kemahiran berbahasa sintas, sosial, vokasional, dan akademik.

Baca Juga: Mendikbudristek: Tak Perlu Persiapan Khusus untuk Siswa Peserta Asesmen Nasional

Seluruh peserta kegiatan secara langsung menguji coba UKBI Adaptif Merdeka. Hasilnyam terdapat satu dosen meraih peringkat istimewa dan tujuh dosen meraih peringkat sangat unggul, sedangkan peringkat peserta lainnya tersebar dari peringkat unggul hingga semenjana. Para peserta juga menandatangani komitmen bersama menyukseskan giat UKBI Adaptif Merdeka pada kesempatan ini.

Lebih jauh dilanjutkan Khak, sebagai alat uji, UKBI Adaptif dapat mengukur kemahiran berbahasa dari tingkat terendah hingga tingkat tertinggi.

“Hampir dalam setiap profesi dan jabatan, kemahiran mendengarkan dan membaca sangat diperlukan. Pada beberapa pekerjaan, kemahiran berbicara dan menulis juga diperlukan. Artinya, UKBI dapat dimanfaatkan untuk menyeleksi calon pegawai dalam hampir semua pekerjaan/profesi,” jelas Khak.

Baca Juga: Pejabat dan Pebisnis Australia Merasa Wajib Kuasai Bahasa Indonesia, Tak Lagi Sekadar Jadi Bahasa Persahabatan

“Pada level pimpinan atau manajer, bahkan keempat kemahiran itu mutlak diperlukan. Artinya, di samping keahlian khusus sesuai bidang ilmunya, UKBI juga sangat diperlukan dalam seleksi calon pimpinan atau manajer. Ini empat kemahiran dasar yang harus dimiliki profesi apa pun,” tambah Khak.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah