Tradisi Khitanan dan Uang 'Panyecep', ini Doa LSM Bela Masyarakat

- 1 Oktober 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi khitanan massal. lSM BM akan menggelar khitanan massal/Dally Kardilan/Galamedia
Ilustrasi khitanan massal. lSM BM akan menggelar khitanan massal/Dally Kardilan/Galamedia /

JURNAL SOREANG- Ada tradisi di Sunda yakni memberikan uang 'panyecep' atau amplop berisi uang kepada anak yang dikhitan.

Untuk mensukseskan khitanan massal yang digelar Lembaga Swadaya Masyarakat Bela Masyarakat (LSM BM) pada Sabtu – Minggu, 9 – 10 Oktober 2021, Ketua Umum LSM BM, H. Agus Setiawan berharap pada waktunya ada banyak tamu yang memberikan “panyecep” kepada anak-anak yang dikhitan.

Pasalnya, kata Agus, sejauh ini belum terbayang uang panyecepnya (Panyecep adalah persembahan berupa uang, red.).“Soal panyecep mungkin dari para tamu yang datang,” harapnya.

Baca Juga: Warga Antusias Ikuti Khitanan Massal LDII Kota Bandung, Warga Dago: Sangat Membantu Apalagi Ada 'Kadeudeuh'

Agus yang dihubungi pada Jumat, 1 Oktober 2021, menerangkan, in shaa Allah ada 15 anak yang siap dikhitan. “Itu menurut data sementara, pada waktunya entah berapa anak yang akan dikhitan,” katanya.

Selain menggratiskan biaya khitan, LSM BM yang bersekretariat di Jalan Tenjolaya Desa Ciluncat Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung itu pun akan memberikan pakaian khas anak sunat dan hancengan sanyiru—setampah makanan.

"In syaa Allah, acara khitanan massal itu akan dihadiri para simpatisan, termasuk pejabat dari Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung, dan tokoh masyarakat lainnya," katanya.

Baca Juga: Bantu Warga Terkena Pandemi, LDII Kota Bandung Adakan Khitanan Massal, Peserta Dapat 'Kadeudeuh' Wah

Agus menyebutkan, biaya untuk khitanan massal itu berasal dari donatur, yaitu donatur perorangan dan instansi. ***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x