"Mereka terlihat sehat dan tidak ada gejala apa pun. Bahkan warga yang sudah divaksin itu tumbuh rasa percaya dirinya saat melaksanakan aktivitas," terangnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat, untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19, walau sudah divaksin untuk tetap menjaga kesehatan tubuhnya.
Renie Rahayu menjelaskan, dari informasi warga yang sudah divaksin itu, sampai kepada warga lainnya yang belum divaksin. Sehingga menumbuhkan antusias warga untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.
"Awalnya, banyak warga yang takut divaksin Covid-19 akibat informasi hoaks yang beredar di media sosial maupun di kalangan masyarakat. Namun saat ini banyak warga yang mau divaksin," paparnya.
Renie Rahayu menyebutkan, sebelumnya untuk mengumpulkan warga dengan target pelaksanaan vaksinasi antara 200-400 orang per hari itu sempat susah karena mereka ketakutan.
Baca Juga: Serap Aspirasi Saat Reses, Hj Ela: Pemkab Bandung Harus Lebih Fokus dan Serius Menangani Covid-19
Namun saat ini kata Renie, setelah ada di antara warga yang mendaftarkan diri untuk pelaksanaan vaksinasi antara 310-600 orang per hari itu, tidak semuanya bisa divaksin.
"Yang tidak bisa divaksin itu di antaranya karena darah tinggi dan sebab lainnya, sehingga harus menunggu kondisi kesehatan mereka benar-benar sehat," ujarnya.
Dikatakannya, pelaksanaan gebyar vaksinasi dalam rangka Harlah ke-23 PKB itu, hingga Jumat ini sudah mencapai 2.600-3.000 warga yang divaksin di lingkungan kediaman rumah Cucun Ahmad Syamsurijal di Solokanjeruk tersebut.