PLTP Wayang Windu Keluarkan Suara Gemuruh Yang Merasahkan Warga, Ini Penjelasan PT.Star Energy Geothermal

- 22 April 2021, 20:27 WIB
Mengeluarkan suara gemuruh, Kondisi sumur PLTP Wayang Windu milik PT.Star Energy Geothermal di wilayah Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bamdung, Kamis 22 April 2021.
Mengeluarkan suara gemuruh, Kondisi sumur PLTP Wayang Windu milik PT.Star Energy Geothermal di wilayah Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bamdung, Kamis 22 April 2021. /Rustandi/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Warga pangalengan, khususnya Desa Margamukti merasa resah dengan adanya suara gemuruh yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu.

Keresahan warga tersebut, dibenarkan Kepala Desa (Kades) Margamukti Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Odang Kusnadi, menurutnya, ketakutan masyarakat akan suara gemuruh tersebut bukan saja dirasakan warganya.

Namun, juga dirasakan masyarakat beberapa desa di Kecamatan Pangalengan. Ketakutan warga, kata Odang, sangat beralasan. Sebab, warga khawatir berdampak pada bencana longsor.

Baca Juga: 27 Imam Indonesia Lulus Seleksi dan Akan Bertugas di Uni Emirat Arab

Odang menjelaskan, warganya masih mengingat bencana longsor yang terjadi pada tahun 2015 lalu. Akibat kerusakan Pipa Geothermal, puluhan orang meninggal dunia.

"Ya, memang kami khawatir suara gemuruh tersebut, mengakibatkan bencana longsor seperti tahun 2015 lalu," kata Odang kepada Wartawan di Pangalengan, Kamis 22 April 2021.

Menurut Odang, kekhawatiran warga akan suara gemuruh tersebut sudah mulai berkurang, setelah pihaknya mendapat penjelasan dari PT. Star Energy Geothermal.

"Alhamdulilah tidak terjadi apa apa dan sekarang kami sudah mendapatkan penjelasan dari pihak Star Energy. Sehingga, kami sedikit merasa tenang," akunya.

Baca Juga: Perkuat Supervisi Pencegahan Tipikor di Tingkat Pemerintah Daerah, KPK Gandeng BPKP

Menanggapi hal tersebut, Managemen PT Star Energy Geothermal PLTP Wayang Windu melalui pengawasan pengujian Sumur Iyan Marfriansyah, mengimbau masyarakat pangalengan untuk tidak perlu merasa resah dan khawatir.

Sebab, kata Iyan, suara gemuruh dari PLTP Wayang Windu tersebut normal terjadi disemua PLTP ketika tengah melakukan pengujian sumur (dishcarge well).

"Kemarin itu, cuaca disekitar wayah windu sangat cerah. Tapi diwilayah lain pangalengan hujan besar diiringi petir. Jadi, pas melakukan pengujian sumur suaranya terbawa angin, yang kebetulan mengarah ke bawah dari lokasi," kata Iyan.

Iyan mengatakan, pengujian sumur bukan yang pertamakalinya bahkan bisa dibilang sudah ribuan kali sejak PLTP berdiri.

Baca Juga: Larangan Mudik Lebaran 2021: Kemenhub Bersama TNI-Polri Akan Jaga Ketat Semua Jalur, Termasuk Jalan Tikus

"Saya pastikan suara tersebut normal, serta tidak berbahaya. Sehingga, masyarakat tidak usah khawatir," jelasnya.

Selain tidak akan berdampak pada alam, kata Iyan, suara yang ditimbulkan atas pengujian sumur tersebut masih dibawah batas aman bagi kesehatan telinga manusia.

"Aman karena masih dibawah 25 desibel, sedangkan batas maksimal adalah 85 desibel. Jadi, jangankan bagi masyarakat yang jaraknya ratusan meter, orang-orang yang bekerja disekitar sumur pun masih aman untuk bekerja," akunya.

Meski dibawah batas normal, kata Iyan, sebagai langkah antisipasi kami selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum melakukan pengujian sumur.

Baca Juga: Dibalik Layar Ikatan Cinta: Sama-sama Jomblo, Glenca Chysara dan Evan Sanders Semakin Mesra seperti Kekasih

"Meski normal, setiap kami akan melakukan pengujian selalu melakukan persiapan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan juga pemberitahuan kepada Muspika," katanya.

Selain itu, pihaknya juga menyisir perkebunan dengan radius 200 meter dari lokasi sumur, untuk memberitahu para petani yang masih berkebun.

"Kalau ditemukan petani yang masih beraktifitas di kebun, kami memberikan sarana penutup telinga," ujarnya.

Iyan menambahakan, dalam proses pengujian sumur panas bumi memang selalu memgeluarkan gemuruh. Begitu juga, saat melakukan pemeliharaan karena membuang kotoran.

Baca Juga: Final Piala Menpora 2021, Bung Binder: Pergerakan Ezra Walian di Persib Sangat Membahayakan

"Agar kondisi selalu prima, kami melakukan pemeliharaan kalau ada penurunan produksi dari 30 menjadi 25. Sehingga kami melakukan pengujian, dan saat itu juga suara gemuruh pasti terdengar," jelasnya.

Lebih lanjut Iyan mengatakan, meski hal tersebit tak berbahaya dan normal. Untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat, pihaknya berjanji akan terus mencari teknologi dan cara yang dapat mengurangi kebisingan.

"Suara gemuruh itu juga akibat kondisi sekitar. Kalau dulu pepohonan lebat, tapi saat ini sebagian besar berubah menjadi perkebunan, sehingga suara akan terdengar jelas oleh warga sekitar," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah