Sebab, kata Iyan, suara gemuruh dari PLTP Wayang Windu tersebut normal terjadi disemua PLTP ketika tengah melakukan pengujian sumur (dishcarge well).
"Kemarin itu, cuaca disekitar wayah windu sangat cerah. Tapi diwilayah lain pangalengan hujan besar diiringi petir. Jadi, pas melakukan pengujian sumur suaranya terbawa angin, yang kebetulan mengarah ke bawah dari lokasi," kata Iyan.
Iyan mengatakan, pengujian sumur bukan yang pertamakalinya bahkan bisa dibilang sudah ribuan kali sejak PLTP berdiri.
"Saya pastikan suara tersebut normal, serta tidak berbahaya. Sehingga, masyarakat tidak usah khawatir," jelasnya.
Selain tidak akan berdampak pada alam, kata Iyan, suara yang ditimbulkan atas pengujian sumur tersebut masih dibawah batas aman bagi kesehatan telinga manusia.
"Aman karena masih dibawah 25 desibel, sedangkan batas maksimal adalah 85 desibel. Jadi, jangankan bagi masyarakat yang jaraknya ratusan meter, orang-orang yang bekerja disekitar sumur pun masih aman untuk bekerja," akunya.
Meski dibawah batas normal, kata Iyan, sebagai langkah antisipasi kami selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum melakukan pengujian sumur.
"Meski normal, setiap kami akan melakukan pengujian selalu melakukan persiapan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan juga pemberitahuan kepada Muspika," katanya.