Pilkada Mahal dan Berisiko, Jangan Lahirkan Pemimpin Ecek-ecek dan Abal-abal

15 November 2020, 16:38 WIB
Ilustrasi Pilkada 2020. Calon kepala daerah harus berupaya keras dan berdoa ikhlas //Sekretariat Kabinet /

 

JURNAL SOREANG- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 9 Desember mendatang merupakan pesta demokrasi yang mahal dan berisiko sebab digelar saat pandemi Covid-19. Untuk itu, Pilkada harus melahirkan para pemimpin berkualitas dan melayani warga bukan pemimpin yang ecek-ecek atau abal-abal.

Hal itu dikatakan Ketua Satgas Kebhinnekaan Provinsi Jawa Barat, Rifa Anggyana, saat dihubungi, Minggu, 15 November 2020.

"Terjadi pro kontra pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang di tengah pandemi Covid-19. Sebagian orang menganggap pilkada serentak bisa membuka potensi terjadinya penularan Covid-19 di tengah masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: Debat Terbuka Kedua Pilbub Bandung 2020-2025, KPU Kabupaten Bandung Dan TVRI Dianggap Masih Gagap

Pelaksanaan pilkada serentak, kata Rifa, tidak akan terjadinya penularan Covid-19 jika tahapan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yahg ketat.

"Harus juga ada sanksi bagi para pelanggar mulai dari pasangan calon, pengurus partai, tim sukses, maupun masyarakat dan simpatisan," ujarnya.

Pilkada serentak harus dilaksanakan untuk mendapatkan pemimpin-pemimpin di daerah yang bisa melayani masyarakat termasuk menangani Covid-19.

Baca Juga: Mantul, Organisasi Remaja Ini Dapat Penghargaan Disdik Jabar

"Pilkada serentak di era adaptasi kebiasaan baru (AKB) harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Tak kalah pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang menjadi tanggung jawab kita semua," ucapnya.

Semu komponen bangsa harus mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terpecah belah akibat berbeda pilihan dalam pilkada serentak. "Kemudian harus dipahami bahwa beberapa menit berada di bilik suara akan menentukan pemimpin masa depan bangsa," jelasnya.

Sekarang, masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihan calon kepala daerah. Hal tersebut menunjukan bahwa demokrasi di Indonesia semakin baik.
"Pelaksanaan pilkada serentak harus berjalan secara demokratis, luber, dan jurdil" jelasnya.

Baca Juga: Debat Publik Kedua Pilkada Kabupaten Bandung: Pemkab Bandung Jangan Berpangku Tangan Soal Banjir

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan pilkada serentak akan memunculkan banyak permasalahan.

"Untuk itu, setiap pasangan calon harus mempunyai sikap kesadaran siap menang dan siap kalah. Karena bisa membawa suasana politik yang aman dan damai serta untuk mencegah terjadinya konflik antarpara pendukungnya," katanya.

Kemenangan pasti menjadi sesuatu yang diingingkan oleh setiap pasangan calon.N amun perlu menyiapkan juga seandainya kalah dalam pilkada serentak.

Baca Juga: Mau Dapat Beasiswa Kuliah? Bergabunglah ke Organisasi Ini

"Kecewa sudah pasti, namun sikap dewasa dalam menerima kekalahan itu sangat penting untuk menjaga suasana yang kondusif," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler