Wajib Tahu! Radio Malabar, Wisata Sejarah Kabupaten Bandung, Penghubung Komunikasi Dua Benua

16 Februari 2022, 18:47 WIB
Ilustrasi dokumen bangunan gedung radio malabar yang berada di Kabupaten Bandung /Tangkapan layar YouTube Kampung Bandung

JURNAL SOREANG - Kabupaten Bandung terkenal dengan berbagai daerah wisata, diantaranya Gunung Tangkuban Perahu, The Great Asia Afrika, Farm House dan banyak lainnya.

Sehingga sering wisatawan dari luar kota datang ke Bandung, apalagi saat weekend biasanya daerah tempat wisata akan dipenuhi wisatawan luar kota.

Namun ternyata daerah wisata pun tidak hanya untuk berswafoto, melepas lelah, dan melihat pemandangan indah. Tetapi banyak juga daerah wisata yang mengandung nilai sejarah.

Baca Juga: Keren! Jadi Relawan Sosial dan Pendidikan, AA Pembawa Hijrah Anak Jalanan Tuk Kemandirian Ekonomi

Daerah wisata Sejarah Kabupaten Bandung ini berada di kawasan Gunung Puntang, biasanya banyak sekali pendaki yang mendaki gunung ini, untuk berbagai destinasi : Puncak Bintang, Puncak Haruman dan Curug Siliwangi.

Namun tak banyak yang mengetahui adanya Radio Malabar di kawasan Gunung Puntang. Mari kita bahas sejarahnya.

Wilayah Bandung selatan dijajah oleh Belanda selama kurang lebih 300 tahun, berbagai infrastruktur di bangun oleh Belanda, salah satunya Radio Malabar untuk berkomunikasi dengan negerinya.

Radio Malabar berjarak 32 meter dari Kota Bandung, Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Cara Menumbuhkan Rambut dengan Minyak Kelor, Ini Ramuan Rahasianya

Dengan antena sepanjang 2 km yang terbentang antara Gunung Malabar dan Gunung Halimun, Radio Malabar memiliki dua pemancar penerima yaitu padalarang dan rancaekek.

Pemancar Radio Malabar memiliki teknologi Arch Transmitter terbesar di dunia, dan memiliki pemancar yang berasal dari Jerman.dengan kekuatan 3,5 Mega Watt.

Guna memenuhi kebutuhan listrik di Radio Malabar dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air di daerah Dago dan Dayeuhkolot.

Stasiun radio ini dibangun pada tahun 1917 - 1923, dengan melibatkan banyak warga pribumi sebagai tenaga kasararnya.

Baca Juga: Waspadai Omicron! Kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung Tambah Lagi 427

Radio ini merupakan yang pertama menghubungkan dua Benua, dengan jarak 12.000 km.

Pada tahun 1939 meletus perang dunia ke II pada masa tersebut wilayah asia pasifik termasuk Indonesia menjadi zona ekspansi oleh Jepang.

Pada pertempuran di Jawa Barat tahun 1942, kekaisaran Jepang menjatuhkan bom di Radio Malabar sehingga para pegawai mengungsi ke Yogyakarta.

8 Maret 1942 hari terakhir Radio Malabar dikuasai oleh Belanda. Dengan kata kata di siaran terakhir “ Kami akhiri sekarang, selamat berpisah sampai waktu yang lebih baik, hidup Sang Ratu”.

Baca Juga: Sungguh Diluar Dugaan! Begini Reaksi Pangeran Charles dan Camilla Saat Mendengar Kematian Putri Diana

Pada pemerintahan jepang radio ini digunakan untuk melalukan propaganda jepang, dan menyiarkan berita dari Tokyo.

Pada tahun 1944 Jepang dikalahkan oleh sekutu, kekosongan ini dimanfaatkan oleh pemuda pribumi dari Dinas Pos dan Telepon (PTT).

Pada tahun 1945 Radio Malabar menjadi radio yang menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia, namun pada 1946 radio ini dibakar dalam perisitiwa Bandung Lautan Api pada Agresi Militer yang pertama agar tidak dikuasai Belanda.

Pada akhirnya radio ini menjadi cikal bakal beridirinya RRI, PT Telkom dan PT POS Indonesia. Yang masih berdiri sampai saat ini.***

Editor: Rustandi

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler