Yamisa, Nasdem dan Mathla'ul Anwar Gelar Gebyar Vaksinasi, Harus Ada Pendekatan Baru untuk Vaksinasi

20 November 2021, 12:14 WIB
Suasana vaksinasi Covid-19 di Pesantren Yamisa Soreang kerja sama PW MA Jabar, Pemkab Bandung, Partai Nasdem dan relawan Bedas /SARNAPI/JURNAL SOREANG

JURNAL SOREANG- Ratusan orang mengikuti vaksinasi massal yang digelar Pengurus Wilayah Mathla'ul Anwar (PW MA) didukung Partai Nasdem di Pesantren Yamisa Soreang, Sabtu 20 November 2021.

Vaksinasi dengan memakai vaksin Sinovac ini bekerja sama dengan tim kesehatan Dinkes Kabupaten Bandung dan relawan Bedas.

"Vaksinasi ini sebagai ikhtiar untuk membentengi masyarakat dari serbuan Covid-19 yang masih harus diwaspadai," kata panitia vaksinasi PW MA Jabar, H. Haris Mawardi.

Baca Juga: Terima Paket Sembako, Warga Antusias Ikut Gebyar Vaksinasi di Ciluluk Cikancung Kabupaten Bandung

Lebih jauh Haris menyatakan, dari rencana 1.000 vaksin kemungkinan besar tidak akan tercapai karena kini sudah banyak lembaga yang.menggelar vaksinasi.

"Kalau siswa dan santri Yamisa sebanyak hampir 1.000 orang sudah mengikuti vaksinasi pada Oktober 2021 lalu. Sehingga vaksinasi kali ini untuk warga yang belum mendapatkannya," ujarnya.

Lebih jauh Haris menyatakan, untuk vaksinasi kedua akan dilakukan pada sebulan kemudian yakni 18 Desember 2021 mendatang.

Baca Juga: Dongkrak Percepatan Vaksinasi, DP2KB Apresiasi Kinerja FKKB dan IBI Kabupaten Bandung

"Selain masyarakat, ada juga santri dari pesantren sekitar Soreang yang ikut vaksinasi seperti Pesantren Aljawahir," katanya.

Sedangkan Ketua PW MA Jabar, KH. Yayan Hasuna menyatakan, vaksinasi Covid-19 hasil kerja sama berbagai pihak baik Pemkab Bandung, ormas Islam PW MA Jabar, relawan Bedas maupun pesantren.

"Karena sudah banyak lembaga yang mengadakan Vaksinasi sehingga target belum tercapai. Perlu ada pendekatan yang berbeda untuk vaksinasi ini harus lebih spesifik," katanya.

Baca Juga: Percepatan Vaksinasi, FKKB dan IBI Kabupaten Bandung Targetkan Sehari Vaksinasi 500 Lansia

Dia mencontohkan pendekatan dengan door to door berbasis data warga yang belum mengikuti vaksinasi.

"Apalagi Kabupaten Bandung memiliki geografi yang berbukit-bukit dan tersebar lokasi rumahnya sehingga harus ada petugas yang datang ke rumah-rumah warga," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler