JURNAL SOREANG - RSUD Otto Iskandardinata, yang menelan biaya 320 miliar rupiah dari APBD murni Kabupaten Bandung, telah diresmikan oleh Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, pada Kamis 28 Januari 2021.
Digadang-gadang sebagai yang termegah dan terlengkap fasilitasnya, rumah sakit tipe C ini berdiri di atas lahan seluas 7,3 hektar (ha) dengan bangunannya sendiri seluas 4,3 ha.
Dengan diresmikannya RSUD Otto Iskandardinata sebagai pengganti RSUD Soreang, masyarakat kemudian dibuat bertanya-tanya atas nasib rumah sakit lama.
"RSUD Soreang itu akan dipersiapkan dulu untuk rumah sakit penanganan Covid-19 sebelum fasilitas pendidikan," ungkap Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, dalam keterangannya seusai peresmian RSUD Otto Iskandardinata di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis 28 Januari 2021.
Dadang menuturkan, RSUD Soreang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan PCR maupun Rapid Test Covid-19.
"Gedung lama RSUD Soreang pun bisa digunakan untuk tempat isolasi," katanya.
Ia berharap, warga yang diketahui positif Covid-19 dan kondisinya tidak terlalu parah bisa melakukan isolasi mandiri.
Dan apabila kondisinya termasuk parah, RSUD Soreang bisa dijadikan tempat isolasi dan perawatan pasien Covid-19.
Sesudah perpindahan pelayanan ke RSUD Otto Iskandardinata selesai, RSUD Soreang akan digunakan sebagai tempat pendidikan kesehatan yang nantinya akan bekerjasama dengan perguruan tinggi lainnya.
"Di antaranya, dibuat universitas atau akademi dalam bidang pendidikan keperawatan, gizi, dan lain-lain," ujar Dadang.
Ia menyatakan, hal tersebut termasuk dalam upaya memperkuat Sumber Daya Manusia di Kabupaten Bandung, baik untuk kebutuhan di dalam maupun ke luar negeri.
"Mengingat perawat yang bekerja di luar negeri atau negara Timur Tengah gajinya cukup besar, kita berusaha untuk ciptakan hal itu.
Untuk itu, skillnya disiapkan untuk diberangkatkan ke berbagai negara," imbuhnya. ***