Network
JURNAL SOREANG - Saat pandemi COVID-19, hampir semua aktivitas di luar rumah harus dihentikan sementara. Ada pula sebagian aktivitas di luar rumah harus dikerjakan di rumah. Pandemi COVID-19 memakan waktu lama membuat masyarakat bosan di rumah. Salah satu cara untuk mengatasi bosan adalah dengan bermain game. Saat pandemi COVID-19, game Among Us menjadi perhatian banyak orang. Beberapa konten kreator yang memainkan game Among Us membuat game ini dimainkan oleh hampir semua kalangan. Saat ini, game tersebut kehilangan 100 juta pemainnya. Apa penyebabnya?
Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Duzle, penyebabnya berbagai macam. Game yang digagagas InnerSloth ini tidak dirancang untuk keamanannya saat main game. Dimana awal tahun 2021, cheater atau pemain yang menggunakan cara/kode yang disebut cheat agar gampang menang. Ini menyebabkan pemainnya yang tidak menggunakan cheat merasa tidak nyaman dan menikmati game.
Selain itu, tidak adanya sistem keamanan pada game membuat para cheat menggunakan chat publik untuk mempromosikan hal yang negatif. Hal ini menyebabkan komunitas game Among Us menjadi rusak dan toxic.
Baca Juga: Turnamen Sudah Mepet, Mengapa FIFA Ganti Tuan Rumah Piala Dunia U 17 2023? Cek Faktanya di sini
Game yang dibuat pada 2017 ini juga memiliki masalah server. Sehingga tidak sedikit yang mengeluhkan game ini tidak bisa dimainkan. Sedari awal pembuatan game ini, InnerSloth mengatakan bahwa game yang sebelumnya bernama Space Mafia ini didesain untuk game jangka panjang.
Bahkan InnerSloth juga mengakui game ini termasuk game yang rapuh. Alasannya tidak ada hal yang bikin game ini fresh dan dinikmati dalam jangka panjang saat memainkannya.
Terakhir, game ini tidak ada aspek yang dikembangkan lebih jauh. Inilah alasan game Among Us termasuk game yang monoton.
