Metaverse Ikut Jadi Penentu Masa Depan, Siapkah Indonesia Menguasai Meteverse?

1 Juli 2022, 13:30 WIB
ILUSTRASI Metaverse. Siapkah Indonesia kuasai Metaverse? /Instagram @ditjen.dikti

JURNAL SOREANG- Komisariat ITB 97 menggelar webinar ke 8 bertajuk “Siapkah Kita Menguasai Metaverse” baru-baru ini  yang lalu secara daring melalui aplikasi zoom.

Gembong Primadjaya (Ketua Umum PP IA ITB)  mengatakan bahwa fenomena metaverse merupakan suatu tantangan bagi kita semua.

Meteverse merupakan ruang dengan setiap orang di dunia ini punya kesempatan untuk menampilkan dirinya sebagai pribadi yang baru dengan tampilan yang bisa saja berbeda dengan kehidupan nyata.

Baca Juga: Wujudkan Ekosistem Metaverse dan Digital Talent, Johnny G Plate Menteri Kominfo Terbang ke Barcelona

Selain itu metaverse juga bisa digunakan untuk berjualan dan berbisnis dan melakukan banyak hal lainnya. Menurutnya, alumni ITB harus tampil menjadi entitas yang bisa memberikan manfaat untuk bangsa dan negara Indonesia.

“Kalau pertanyaannya siapkah kita menguasai metaverse jawabannya usia kita harus siap karena teknologi ini akan menjadi salah satu teknologi yang akan dipakai secara luas oleh masyarakat dunia. Metaverse nanti menjadi media bagi kita untuk mempromosikan ibukota negara kita menjadi sebuah kota modern di mana generasi muda nanti akan hidup di dalamnya seperti layaknya hidup di dunia nyata,” ujar Gembong.

Handy Madinata, S.T seorang praktisi dan konsultan IT yang sudah lama bermukim di Jepang, memaparkan materi mengenai bagaimana cara mengembangkan bisnis ke dalam metaverse.

Baca Juga: Dari Anang ke Leslar, Fenomena ‘Metaverse’ di Kalangan Artis

Menurutnya, metaverse adalah kata yang diciptakan yang menggabungkan “meta" dan "alam semesta", dan singkatnya, ini adalah ruang virtual bersama".

Mengamati fenomena ruang virtual bersama, sebuah survey yang dilakukan oleh Mila Seorang antropolog dari Universitas Jenewa (lulusan MA), Swiss dan Vtuber independen yang juga seorang duta merek HTC VIVE Virtual Girl bernama Nem, telah menganalisis 1.200 responden atas studi berskala besar di seluruh dunia yang dilakukan antara 23 Agustus 2021 dan 9 September 2021.

Mila dan Nem membuat laporan yang memvisualisasikan gaya hidup pengguna VR. Hasil survei menunjukkan bahwa negara pengguna terbanyak platform VR adalah Jepang dengan rasio 89 %, diikuti oleh Amerika Utara 5,8%, Eropa 3,1 % dan Asia selain Jepang 1,1 %.

Baca Juga: Augmented Reality Jadi Perbincangan Berkat Metaverse, Begini Sejarahnya

Sedangkan prosentase pengguna VR Berdasarkan gender mayoritas di beberapa negara pengguna VR tertinggi adalah laki-laki. Di Jepang 89 % laki-laki, 9 % wanita, 2% jenis lainnya, di Amerika Utara 70% laki-laki, 21% Wanita, 9% jenis lainnya, di Eropa 73% pengguna adalah laki-laki, 27% sisanya adalah wanita.

Berdasarkan data survei terkait penggunaan ruang virtual bersama tersebut, data menyebutkan bahwa pengguna VR di Asia selain di Jepang hanya berkisar 1,1 %.

Melihat temuan tersebut, metaverse bisa dibilang merupakan hal baru bagi masyarakat Asia pada umumnya dan Indonesia khususnya. Sebetulnya cikal bakal metaverse sudah ada beberapa tahun lalu, namun masih berupa bagian yang terpisah dan merupakan platform yang berdiri sendiri.

Metaverse merupakan gabungan dari beberapa konsep teknologi yang sudah ada sebelumnya, seperti digital asset, ecommerce, game online, animasi, virtual chat, augmented reality dll.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler