Mantul, Tiga Dosen Ini Ubah Barang Bekas Jadi Gerobak Sampah Ergonomis

- 21 November 2020, 19:43 WIB
PEMULUNG dilatih membuat gerobak sampah ergonomis oleh dosen Unla dengan dana dari Dirjen Dikti Kemendikbud
PEMULUNG dilatih membuat gerobak sampah ergonomis oleh dosen Unla dengan dana dari Dirjen Dikti Kemendikbud /UNLA/

JURNAL SOREANG- Biasanya barang-barang bekas hanya dikumpulkan lalu dikilo dan dijual ke tukang rongsokan maupun bank sampah.

Tapi di mata tiga dosen Universitas Langlangbuana (Unla) ini barang bekas bisa diubah lagi menjadi gerobak sampah yang bisa membantu para pemulung.

Adalah Rohmana, ST., MT dan Leni Herdiana,ST, MT dari Program Studi Teknik Industri Unla serta Muliastuti Anggrahini, ST., MM. (Program Studi Manajemen Unla) yang berinisiatif mengah barang bekas dengan didukung Dirjen Dikti Kemendikbud.

Baca Juga: Sarjana Baru Dihadapkan dengan Teknologi dan Robotisasi

"Pemulung merupakan suatu pekerjaan dengan mencari sampah bekas baik itu kardus ataupun botol plastik yang masih dapat didaur ulang sehingga dapat dijual kembali ke agennya," kata Rohmana, Sabtu, 21 November 2020.

Dia menambahkan, gerobak yang dipergunakan pemulung untuk mengangkut sampah selama ini memiliki beberapa keterbatasan yang menyebabkan penggunanya sering mengeluh kesakitan di bagian punggung, pinggang, tangan dan telapak tangan.

"Karena beban yang diangkut pada gerobak sampah mencapai berat lebih dari sebesar 250 Kg," ujarnya.

Karena kemampuan dan keahlian para pemulung yang sangat terbatas sehingga belum dapat membuat gerobak sampah dari barang bekas yang nantinya dapat mereka gunakan ketika beraktivitas.

Baca Juga: MALAM INI: Villarreal vs Real Madrid. Preview dan Link Live Streaming

"Hal yang perlu dilakukan adalah perbaikan desain gerobak sampah yang aman, dan nyaman bagi penggunanya. Supaya aman dan nyaman pada pemakainya, maka perlu dirancang ulang gerobak pemulung sampah dengan menggunakan metode pendekatan ergonomi pada dimensi tubuh penggunanya," katanya.

Sedangkan Leni mengatakan, solusi dari permasalahan itu adalah pembuatan gerobak sampah yang ergonomis dan ekonomis yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pemulung.

"Dengan gerobak desain baru ternyata keluhan kesakitan di bagian punggung, pinggang, tangan dan telapak tangan menurun dari rata – rata 86,5 persen menjadi 40,2 persen," ujarnya.

Baca Juga: Empat Menteri Serahkan Pembelajaran Siswa ke Kewenangan Daerah Termasuk Kemenag Kabupaten/Kota

Sehingga gerobak sampah untuk pemulung dapat memberikan kenyamanan kerja, kesehatan, keselamatan kerja , dan ada kesesuaian dengan antropometri pekerjanya, serta dapat mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.

"Kami juga memberikan pelatihan pertukangan baik pengelasan dan perkayuan kepada para pemulung mengenai cara-cara pembuatan gerobak," katanya.

Sehingga nantinya mereka mampu membuat gerobak jenis lain (gerobak bakso, dll) dan alat alat dari kayu (rak sepatu, rak buku, dll) sehingga akhirnya dapat meningkatkan pendapatan.

Baca Juga: Langkah Kodam Jaya Menurunkan Spanduk Bergambar Rizieq Shihab, Diamini Polda Metro Jaya

" Kami juga memberikan pelatihan kewirausahaan pada pemulung dan istri mereka dalam hal manajemen keuangan dan manajemen pemasaran dari gerobak dan barang kreasi yang mereka buat," ujarnya.

Sementara Muliastuti menyatakan, diharapkan para pemulung dapat membuat gerobak dari barang bekas dan dapat menerima pesanan baik dari pemulung lain maupun para penjual makanan dan minuman yang membutuhkan gerobak.

"Demikian juga istri atau keluarga pemulung dapat membuat dan memasarkan barang kreasi yang telah mereka buat," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah