"Yayasan Al-Aitaam tidak mengejar hal duniawi semata sehingga menyediakan sekolah bersubsidi bagi mereka yang tidak mampu dan anak yatim. Kami sediakan jatah 30% siswa miskin dan anak yatim dari kuota penerimaan setiap tahunnya. Siswa ini dibebaskan dari biaya bulanan, uang bangunan bagi para siswa dan uang kuliah bagi para mahasiswa," katanya.
Hal ini didasari pengalaman hidup Sali Iskandar, sebagai orang miskin dari Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Garut, dan amanah pewakaf Aceng Jarkasih.
Baca Juga: Sali Iskandar: Jangan Mau Digaji Orang Lain
"Yayasan harus lebih banyak menyantuni anak yatim dan kaum duafa, Al-Aitaam sendiri diartikan bisa bermakna Yatim Piatu , Yatim keberanian, Yatim Inovasi, Yatim Harta, dan berbagai penafsiran lainnya sehingga menjiwai seluruh kegiatan keagamaan," katanya.***