Begini Curhat Orangtua dan Pihak Sekolah yang Punya Anak Berkebutuhan Khusus, Ketahui Kunci Suksesnya

- 24 Maret 2024, 11:19 WIB
Ilustrasi Ratusan Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB N Banjarnegara Rayakan Pesta Demokrasi 
Ilustrasi Ratusan Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB N Banjarnegara Rayakan Pesta Demokrasi  /Banjarnegaraku.com

JURNAL SOREANG - Peluncuran modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Salah satunya adalah Kepala SD Negeri Blimbing Lama 2, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sariyati Bahanah.

Ia mengatakan modul ini dapat membantu para guru untuk mengembangkan kompetensi dalam mengelola keragaman dalam kelas mereka, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus.

 

Sariyati mengisahkan, sekolahnya mempunyai murid berkebutuhan khusus namun guru-guru tidak punya pengalaman menangani anak berkebutuhan khusus. Berbekal tekad yang kuat, ia dan para guru terus belajar untuk bisa memberikan layanan terbaik bagi anak berkebutuhan khusus.

“Modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif yang sudah diunggah di PMM akan sangat membantu guru-guru kami mengembangkan kompetensi tentunya,” kata Sariyati.

Ia bercerita, meski memiliki murid berkebutuhan khusus, namun mereka tidak pernah membeda-bedakan para peserta didik. Guru dan murid saling berkolaborasi agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan di kelas.

Baca Juga: Kemendikbudristek Perkuat Inklusivitas Literasi kepada Peserta Didik Berkebutuhan Khusus, Ini Caranya

“Kami tidak pernah membatasi murid yang berkebutuhan khusus untuk bergaul dengan siapa saja di sekolah. Mau bergaul dengan kakak kelas, adik kelas, silakan. Hal yang terpenting adalah dia gembira di sekolah,” tutur Sariyati.

Senada dengan Sariyati, Guru SMA Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Muhammad Mujiyono, juga menceritakan tentang penolakannya saat menerima peserta didik berkebutuhan khusus di sekolahnya tahun 2012.

“Saat itu mengajar murid nondisabilitas saja repot, apalagi mengajar anak penyandang disabilitas. Tapi seiring pengetahuan saya bertambah, saya mulai paham pentingnya memberi pelayanan pendidikan kepada peserta didik berkebutuhan khusus,” ujar Mujiyono.

 Saat ini sudah ada 16 anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SMA Negeri Gedangan Sidoarjo. Seluruh ekosistem pendidikan di sekolah tersebut dapat menerima apapun keragaman karakteristik peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus.

Dukungan lainnya datang dari Komisi Nasional Disabilitas (KND). Menurut Ketua KND, Dante Rigmalia, tidak ada lagi alasan bagi para guru mengatakan mereka tidak bisa karena kesempatan sudah dibuka seluas-luasnya untuk dapat belajar mandiri melalui modul pembelajaran ini.

Sebagai lembaga pemantau implementasi upaya penghormatan perlindungan teman-teman disabilitas, dia sangat berharap ada sebuah monitoring implementasi pelaksanaan pembelajaran mandiri di PMM ini.

Baca Juga: Kemendikbudristek Resmi Membuka Lomba Kompetensi Siswa Peserta Didik Berkebutuhan Khusus 2023

"Hal tersebut dapat memastikan efektivitas dan juga hasil yang dicapai terhadap guru-guru yang sudah melaksanakan praktik modul. Mengingat di setiap sekolah pasti punya peserta didik berkebutuhan khusus, maka layanilah mereka dengan hati. Pandang mereka sama seperti peserta didik pada umumnya,” kata Dante.

CEO komunitas yang aktif bergerak dalam pemberdayaan disabilitas, Konekin (Koneksi Indonesia Inklusif), Marthella Sirait, menambahkan pentingnya kolaborasi para guru untuk mengedukasi semua pihak tentang keragaman dan inklusi.

“Perlu digarisbawahi tentang bagaimana para guru-guru ini dapat berkolaborasi dan mengedukasi. Kita bekerja sama untuk pendidikan inklusif,” kata Marthella.

 

Sementara itu, kehadiran pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif ini juga mendapat apresiasi dari kalangan orang tua. Para orang tua merasa lebih percaya dan merasa aman jika menempatkan anak-anak mereka di sekolah.

Berikutnya, perwakilan Humas Forum Keluarga Spesial Indonesia (FORKESI), Khairunnisa, menceritakan pengalamannya yang memiliki anak berkebutuhan khusus dan bersekolah di sekolah reguler.

Khairunnisa mengatakan, “Alhamdulillah saya menemukan sekolah yang menerima anak saya, dan kepala sekolahnya sangat komunikatif dan kami berusaha berkomunikasi mengenai pembelajaran dan aktif dalam kegiatan sekolah.

Baca Juga: Begini Alur PPDB 2023 Jawa Barat Jalur Afirmasi Anak Berkebutuhan Khusus Tingkat SMA

Diakui Khairunnisa, memiliki anak berkebutuhan khusus tentu bukanlah hal yang mudah. Meski demikian, ia mengaku mendapat banyak hikmah yang diambil dengan kondisinya ini.

“Pelajarannya banyak sekali, khususnya untuk diri saya yang menjadi lebih bersabar lebih ikhlas. Mereka anak-anak hanya tahu baik dan buruk. Kita harus bisa memberikan lingkungan yang baik untuk mereka,” tutupnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah