Pemerintah Indonesia dan Australia Adakan KONEKSI, Berikut Penjelasan Kerja Samanya

- 19 November 2023, 17:28 WIB
Kerja sama antara Pemerintah Indonesia yakni Kemendikbudristek, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dengan Pemerintah Australia di sektor pengetahuan dan inovasi Indonesia semakin kuat
Kerja sama antara Pemerintah Indonesia yakni Kemendikbudristek, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dengan Pemerintah Australia di sektor pengetahuan dan inovasi Indonesia semakin kuat /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG– Kerja sama antara Pemerintah Indonesia yakni Kemendikbudristek, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dengan Pemerintah Australia di sektor pengetahuan dan inovasi Indonesia semakin kuat dengan diluncurkannya program Kemitraan Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia (KONEKSI).

Inisiatif ini menandai langkah maju dalam sektor riset dan inovasi Indonesia, serta menunjukkan komitmen bersama kedua negara ini untuk mendorong kemajuan dan kemakmuran melalui kemitraan.

KONEKSI mendukung kemitraan yang tanggap akan kesenjangan pengetahuan, khususnya dalam hal memperkaya pengetahuan lokal, untuk menciptakan kebijakan dan inovasi inklusif yang responsif terhadap berbagai isu.

 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengungkapkan antusiasmenya terhadap program KONEKSI yang sudah dicanangkan, dan diimplementasi hingga lima tahun mendatang.

“Hal ini sejalan dengan upaya yang kami lakukan melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar Kampus Belajar. Melalui platform Kedaireka yang diluncurkan pada tahun 2020, kami mendorong kolaborasi lintas sektor antara perguruan tinggi dengan industri untuk melakukan joint research, joint project dengan dukungan dana padanan,” ujar Mendikbudristek baru-baru ini.

Mendikbudristek mengemukakan, bahwa sinergi dan kolaborasi yang terjalin dalam program KONEKSI akan semakin menguatkan ekosistem riset di kedua negara.

“Hadirnya program KONEKSI yang menjadikan riset sebagai basis dari siklus knowledge to policy dan knowledge to innovation akan membuat hasil penelitian yang dilakukan perguruan tinggi di Indonesia akan berdampak lebih luas dan semakin bermakna,” ucap Nadiem.

 

Sedangkan, Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin, menyampaikan pentingnya program KONEKSI bagi Kemendikbudristek. Melalui KONEKSI, universitas yang ada di Indonesia dapat berkolaborasi dengan universitas yang ada di Australia.

“Saat ini juga sudah mulai banyak kolaborasi tersebut. Tapi dengan adanya KONEKSI, tentunya kolaborasi tersebut akan lebih meningkat, dan tentu hasil-hasilnya juga akan memberikan tidak hanya hubungan kedua negara tapi juga perekonomian di kedua belah pihak. Saya berharap, KONEKSI dapat lebih memperkuat apa yang kami lakukan di Kedaireka,” tutur Tatang.

Sementara itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, mengatakan bahwa KONEKSI mendorong kolaboratif antara lembaga-lembaga pengetahuan di Indonesia dan Australia untuk menyelenggarakan penelitian bersama.

 

"Saya senang dapat meluncurkan sebuah kolaborasi baru antara Australia dan Indonesia dalam bidang pengetahuan dan inovasi, yang memperkuat kerja sama kedua negara dalam mengatasi tantangan-tantangan sosial dan ekonomi," ucap Duta Besar Australia untuk Indonesia.

"KONEKSI telah menghasilkan capaian yang sangat signifikan, dengan terpilihnya 38 penerima hibah riset di bidang lingkungan dan perubahan iklim, yang melibatkan lebih dari 100 kemitraan antara instistusi-institusi di Australia dan Indonesia,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan bahwa pendekatan kolaboratif dalam program KONEKSI menawarkan peluang menarik untuk pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik antara kedua negara. “Ini mendorong penguatan jaringan antar peneliti dan memperkaya wawasan ilmiah," tutur Laksana.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah