"Ini semua kenyataan yang harus kita hadapi, harus kita sadari, kita terima, dan yang paling penting kemudian kita antisipasi, apa yang harus kita kerjakan. Nah, ini tugasnya IPB, Pak Rektor. Urusan pangan ini sudah, serahkan ke IPB. Insyaallah rampung. Saya tunggu. Apa antisipasi kita, rencana dan pelaksanaannya harus seperti apa," ungkapnya.
Lebih jauh, Presiden Jokowi setuju dengan konsep agromaritim yang inklusif dan berkelanjutan atau _sustainable and inclusive agromaritime_ yang dikembangkan oleh IPB University. Menurutnya, konsep tersebut bisa menjadi bagian penting dalam inovasi ekosistem pangan Indonesia.
"Namun, saya yakin upaya tersebut tidak bisa diselesaikan oleh satu disiplin ilmu saja. Tidak bisa monodisipliner, tapi harus interdisipliner, dan bahkan transdisiplin ilmu. Enggak bisa sekarang ini, semuanya saling mengait," imbuhnya.
Untuk itu, Presiden Jokowi menyambut baik perluasan disiplin ilmu di IPB karena memang diperlukan multidisiplin ilmu untuk mengembangkan ekosistem pangan Indonesia, mulai dari manajemen dan pendekatan sosial, intervensi teknologi, sel stem, kecerdasan buatan (AI), mahadata _(big data)_, sistem robotik, dan sebagainya. Presiden Jokowi meminta semua pihak tidak alergi dengan teknologi.
Jangan alergi dengan teknologi. Jangan hindari perubahan teknologi, jangan takut dengan mesin cerdas, dengan AI, karena kemarin waktu di G7, waktu di G20, waktu di ASEAN Summit, semuanya berbicara mengenai AI.
"Takut sekali semua negara mengenai AI. Regulasinya belum ada, aturan mainnya belum ada, AI-nya terus lari berubah-ubah terus. Semua dibicarakan. Artinya memang kita harus mengantisipasi dan bersiap diri. Sekali lagi, jangan takut dengan mesin cerdas, dengan AI," jelasnya.
Baca Juga: Masuk IPB Jalur Prestasi Pramuka? Catat Informasi Pentingnya dan Catat Link Daftarnya
Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi pun berharap agar IPB bisa menjadi tempat untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul yang berkarakter baik. Presiden Jokowi meyakini IPB dapat mengambil peran itu.