Kemendikbudristek Tingkatkan Pemahaman Kurikulum Merdeka bagi Ekosistem Pendidikan di Sulawesi Barat

- 3 Agustus 2023, 05:38 WIB
Kemendikbudristek melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), menyelenggarakan Workshop Sosialisasi Kurikulum Merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran.
Kemendikbudristek melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), menyelenggarakan Workshop Sosialisasi Kurikulum Merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran. /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG– Kemendikbudristek melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), menyelenggarakan Workshop Sosialisasi Kurikulum Merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran.

Kegiatan ini bertujuan untuk memasifkan informasi tentang Kurikulum Merdeka di seluruh Indonesia agar dapat diimplementasikan dengan baik oleh seluruh ekosistem pendidikan. Sosialisasi kali ini berlangsung di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Mengawali sambutannya, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Puskurjar, Zulfikri Anas, mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum selama ini belum sepenuhnya memerdekakan guru dan peserta didik.

 

Menurutnya, banyak waktu dan tenaga para pendidik tersita untuk menyelesaikan target materi dan administrasi yang dirasakan rumit.

“Kurikulum Merdeka saat ini menjalankan prinsip penyederhaaan materi maupun administrasi sehingga Bapak/Ibu guru lebih fokus untuk mendampingi anak-anak,” tuturnya di hadapan sekitar 100 orang yang hadir terdiri atas pendidik, tenaga kependidikan, perwakilan unit pelaksana teknis (UPT) di sekitar Sulbar, pada Minggu, 23 Juli 2023.

Dengan Kurikulum Merdeka, memungkinkan para pendidik mengetahui karakteristik dan potensi masing-masing anak. Misalnya dalam hal kemampuan literasi, dengan lebih banyaknya waktu bagi guru untuk melakukan pendekatan kepada peserta didik maka anak-anak yang kurang kemampuan literasinya dapat dilatih membaca.

Baca Juga: Festival Kurikulum Merdeka Hadirkan Cerita Menarik dari Berbagai Daerah di Indonesia, Apa Saja?

Zulfikri menambahkan, guru yang mampu menyentuh hati peserta didiknya, dapat memotivasi anak tersebut untuk berperilaku lebih baik. “Anak yang sebelumnya nakal dan malas bisa menjadi lebih rajin,” ucapnya optimistis.

Kapuskurjar lebih lanjut menjelaskan bahwa Kemendikburistek berkomitmen menyusun kurikulum yang ideal agar guru maupun peserta didik menjalani proses pembelajaran dengan lebih aman, nyaman, dan menyenangkan.

“Kami tidak memaksakan guru-guru untuk menyelesaikan target pembelajaran pertahun melainkan dilonggarkan menjadi dua tahun untuk fase A. Memang ada yang satu tahun di kelas 10 tapi umumnya dua tahun sampai tiga tahun untuk pencapaian fase,” urainya.

 

Ia mencontohkan, untuk membuat anak lancar membaca khususnya bagi anak yang saat pertama kali masuk sekolah sama sekali belum mengenal huruf maka para guru punya waktu dua tahun untuk melatih anak tersebut sampai bisa membaca.

“Jangan salahkan kekurangan anak. Jangan pula kita mengejar target pembelajaran 100 persen tanpa memperhatikan kemampuan riil anak yang mungkin belum 100 persen menguasai pembelajarannya. Karena ini akan menjadi hutang pertanggungjawaban kita bagi generasi penerus bangsa di masa depan,” terang Zulfikri.

Kurikulum Merdeka dirancang untuk membantu guru menuntaskan tanggung jawabnya terhadap anak secara objektif sesuai dengan target pembelajaran yang relevan tanpa menyisakan beban persoalan bagi anak itu sendiri.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah