“Untuk mata pelajaran Matematika, saya mengajak anak-anak untuk mereview pembelajaran melalui permainan Math Stacko. Saya juga memberikan tantangan lain yaitu mystery picture yang harus dipecahkan secara gotong royong,” ujar Eka.
Sebelumnya Eka membuat beraneka macam soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jadi siswa akan memilih sendiri kira-kira soal mana yang bisa dikerjakan, tetapi memilihnya sesuai dengan warna yang diambil pada menara Math Stacko.
“Pada asesmen formatif kali ini, saya lebih banyak menekankan pada pemberian umpan balik dan refleksi terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa,” tutur Eka.
Eka menjelaskan, setiap soal yang diberikan kepada siswa dilengkapi dengan kode warna misteri dan jawaban dari soal tersebut harus dicari di Mystery Picture.
“Hal yang saya harapkan pun muncul ternyata meskipun semua sibuk mengerjakan soal masing-masing, mereka tidak egois. Mereka akan turun langsung membantu siswa yang meruntuhkan menara. Inilah poin dari aktivitas pembelajaran yang saya lakukan, belajar Matematika sambil menerapkan langsung nilai-nilai persatuan dalam rangka memperingati hari kelahiran Pancasila,” cerita Eka.
Sementara itu, Muhammad Anhar menceritakan bagaimana Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan beradaptasi pada program Merdeka Belajar, salah satunya Kurikulum Merdeka.
“Ketika kita dalami, ini sangat sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara di mana pendidikan itu memerdekakan dan menyelamatkan. Jadi tidak berpikir panjang lagi, kami mencoba beradaptasi dengan program Merdeka Belajar ini,” ujar Anhar.***