Mengawali sambutannya, Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Hamka Sabri menyampaikan bahwa keberhasilan upaya revitalisasi bahasa daerah di provinsi Bengkulu tergantung kepada masing-masing kepala dinas di kabupaten/kota karena seyogyanya yang paling mengerti kondisi bahasa daerah di tiap wilayah adalah pemdanya sendiri.
Menurut Hamka, bahasa daerah di Bengkulu sudah mulai kritis karena pengaruh kemajuan teknologi dan pengunaan bahasa asing.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu menyambut baik program RBD ini. Salah satu dukungannya adalah dengan memperkenalkan bahasa daerah ke sekolah-sekolah. “Dengan bertambahnya jumlah penutur bahasa daerah maka turut menambah khasanah bangsa ini,” ujarnya.
Selain itu, sebagai aksi kolaborasi, Pemprov Bengkulu dan Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu bersama dengan Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, tengah menyiapkan peraturan gubernur terkait revitalisasi bahasa daerah.
“Di dalam sebuah pertempuran, siapa yang menguasai bahasa di daerah itu maka dia akan memenangkan pertempuran tersebut,” ujar Hamka.
Pada tahun 2023, program pelestarian dan pengembangan bahasa daerah mencakup Bahasa Rejang, Bahasa Enggano, dan Bahasa Bengkulu dialek Serawai yang ada di Bengkulu. Program ini menyasar kepada siswa SD dan SMP.
“Program ini melibatkan generasi muda karena sifatnya wajib untuk mempertahankan Bahasa Ibu karena bahasa daerah mampu merekatkan tali persaudaraan,“ tutur Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Laily.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang , FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang , Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang