JURNAL SOREANG - Ayah Bunda, mungkin pernah menanggapi pertanyaan si kecil dengan datar. Atau di saat anak menangis dan kecewa, Ayah Bunda justru mengatakan si kecil dengan sebutan "cengeng"?
Jika pernah, usahakan agar respons semacam itu tidak diulangi. Karena memvalidasi perasaan anak sangat diperlukan.
Seperti yang terjadi pada orang dewasa, terkadang kita juga merasa sedih dan butuh didengar, ditemani, atau diberikan respons yang sesuai dengan keadaan.
Menurut pakar edukasi parenting Damar Wahyu Wijayanti, yang lebih suka dipanggil, Ibu Damar, validasi adalah cara untuk memberi tahu seseorang bahwa kita memahaminya. Merasa dipahami adalah unsur penting untuk merasa terhubung dan didukung.
Memvalidasi perasaan anak sangat lah penting, karena kemampuan seorang anak untuk mengatur emosi nantinya akan dipengaruhi oleh hubungan dengan keluarga, teman sebaya, dan prestasi akademiknya.
Bahkan, validasi perasaan juga turut pengaruhi kesehatan mental jangka panjang seperti mencegah dari trauma, hingga kesuksesan anak di masa depan.
Dikutip dari pernyataan Psikolog, Debra Kessler, Psy. D. "Ketika seorang yang penting bagi kita, memahami kita. Pendengaran mereka membantu kita menyesuaikan diri dan menerima emosi kita sebagai sesuatu yang nyata dan bermakna. Hal ini pada akhirnya mendukung pertumbuhan self- compassion dan kapasitas untuk berempati dengan orang lain."