Sehingga, mahasiswa tersebut tetap dapat melanjutkan pendidikan."Nggak ada lagi mahasiswa yang tidak kuliah," kata Prof Obi.
Diakui Prof. Obi, gerak cepat pihaknya dalam kemajuan teknologi belum memadai karena tertinggal di sistem akademik. Bahkan, kemampuan dosen dan mahasiswa belum didukung instrumen teknologi yang memadai.
Baca Juga: Media Sosial (Medsos) Uninus Menjad Raih Juara Satu Medsos PTS Terbaik se-Jabar Banten
"Kami menargetkan dosen-dosen, para pimpinan supaya Uninus di 2023 akhir di edurank bisa ranking 50. Itu bisa diwujudkan kalau kita menyusun instrumen dengan kemampuan digital terkini," kata Prof Obi.
Dalam kesempatan yang sama, CEO OTTO, Denny Dilham mengatakan, digitalisasi tidak hanya berlaku untuk pembayaran UKT yang bisa diangsur.
"Jadi totalitas dari solusi digital yang kami bawa untuk masuk ke dalam kampus, termasuk pembayaran di kantin. Nanti bisa lihat di kantin bayarnya sudah digital sekarang jadi UMKM juga kita digitalisasi," kata Denny.
Baca Juga: Serangan Covid-19 Makin Ganas, Ini Cara Uninus Menyiasatinya
Sedangkan Direktur Danacita, Alfonsus Wibowo menerangkan mekanisme pembayaran UKT melalui skema angsuran. Nantinya, mahasiswa bisa membayar UKT secara diangsur sesuai besaran biayanya.
"Misalnya UKT Rp 3 juta dibayar enam bulan, jadi setiap bulannya Rp 600 ribu. Banyak anak muda yang punya semangat tapi mengalami keterbatasan," kata Alfonsus.
Sementara untuk mengikuti program tersebut, terang Alfonsus, mahasiswa bisa melakukan pengajuan secara daring. Mereka hanya perlu menginstal aplikasi OTTO dan mengajukan skema pembayaran UKT.