Enam Negara Penerima Program Arigatou Fellowship Ikuti Lokakarya Regional Pendidikan Etika

- 9 Oktober 2022, 17:36 WIB
Logo Kemendikbud RI. Enam Negara Penerima Program Arigatou Fellowship Ikuti Lokakarya Regional Pendidikan Etika difasilitasi Kemendikbudristek
Logo Kemendikbud RI. Enam Negara Penerima Program Arigatou Fellowship Ikuti Lokakarya Regional Pendidikan Etika difasilitasi Kemendikbudristek /Tangkap Layar Channel YuoTube/Kemendikbud RI

JURNAL SOREANG- Arigatou International bekerja sama dengan Guerrand-Hermès Foundation for Peace, Global Humanity for Peace Institute, the Higher Committee for Human Fraternity, King Abdullah Bin Abdulaziz International Dialogue Centre (KAICIID), UNESCO Regional Office for Eastern Africa dan UNESCO New Delhi Cluster Office menyelenggarakan Lokakarya Regional Pendidikan Etika di Yogyakarta, pada 2 s.d. 9 Oktober 2022.

Sebanyak 28 peserta penerima Program Arigatou Fellowship dari enam negara yaitu Bangladesh, Nepal, Mauritus, Kenya, Seychelles, dan Indonesia mengikuti program ini dengan mengundang 10 trainer dari delapan negara yaitu Italia, Colombia, Nigeria, Amerika Serikat, Inggris, Austria, Kenya, dan Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek), Nunuk Suryani menyambut hangat kedatangan peserta Lokakarya Regional Program Arigatou Fellowship Pendidikan Etika.

Baca Juga: Akhlak Muslim: Etika Menghormati Orang yang Lebih Dewasa Dan yang Memiliki Kelebihan, Ini Penjelasannya

“Atas nama Kemendikbudristek, saya mengucapkan selamat datang kepada semuanya. Saya senang melihat Bapak/Ibu dari berbagai negara hadir di Indonesia untuk melaksanakan lokakarya ini,” ujar Nunuk dalam sambutannya secara daring saat membuka Lokakarya Regional Pendidikan Etika di Yogyakarta, Senin 3 Oktober 2022.

Nunuk menyampaikan program kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Simposium Pendidikan Global yang terselenggara pada 22 s.d. 23 November 2021. Tujuan dari program ini, disampaikan Nunuk adalah untuk membangun masyarakat global yang damai dan inklusif.

“Melalui program ini, kita bersama-sama merancang dan menciptakan platform berbagi dan membangun kapasitas di lembaga pendidikan formal bagi kalangan pendidik, untuk memperkuat dan mengembangkan pelaksanaan kegiatan pendidikan etika yang berkelanjutan di negara-negara peserta,” ujar Nunuk.

Baca Juga: Persis Sudah Punya Karakter Sendiri dalam Berorganisasi, Berikut Tanggapan MS Kaban Soal Muktamar Persis

Sebelumnya, lanjut Nunuk, Arigatou International Geneva dan Indonesia National Commission for UNESCO telah mengimplementasikan program pembelajaran hidup bersama _(Learning Live Together) sebagai pilot project di Indonesia.

Program ini telah memberikan pelatihan kepada hampir 1000 siswa di 30 sekolah dan pelatihan guru di tingkat prasekolah, dasar dan menengah; serta telah menerjemahkan buku panduan _Learning Live Together_ ke dalam bahasa Indonesia.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah