Kurikulum Merdeka Dorong Siswa Lebih Aktif dalam Pembelajaran, Berikut Penjelasannya

- 3 Agustus 2022, 06:19 WIB
Ilustrasi pembelajaran aktif dengan kurikulum merdeka
Ilustrasi pembelajaran aktif dengan kurikulum merdeka /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek bersama dengan pemangku kepentingan bidang pendidikan terus lakukan kolaborasi dalam mendorong peningkatan keaktifan siswa mengikuti pembelajaran lewat Kurikulum Merdeka.

Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui audiensi dan diskusi antara siswa dan guru dan tenaga kependidikan (GTK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bekasi dan Sekolah Dasar (SD) Negeri V Bintara, Kota Bekasi, dengan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, pada Senin 25 Juli 2022 lalu.

Mengawali audiensi, Dirjen Kiki mengajak semua pemangku kepentingan pendidikan di Kota Bekasi menyukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka. Ia menyampaikan pentingnya Kurikulum Merdeka yang disiapkan Kemendikbudristek guna menyikapi perubahan positif maupun negatif di dunia pendidikan yang akan dihadapi oleh siswa dengan struktur kurikulum yang lebih sederhana serta relevan dan interaktif.

Baca Juga: Meski Ada Miskonsepsi Kurikulum Merdeka, Bupati Ini Sambut Baik Implementasinya di Sekolah

“Terkhusus siswa di kelas X yang menggunakan Kurikulum Merdeka, kiranya kalian dapat mengenali minat, bakat, kekuatan, ataupun kelemahan yang kalian miliki. Berdiskusilah dengan guru kalian dalam mengikuti pelajaran yang diikuti untuk memperkuat potensi kalian menghadapi masa depan,” tegas Dirjen Kiki.

Kiki menambahkan, Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk dapat aktif memilih pelajaran yang diminati. Di samping itu, Kurikulum Merdeka juga mendorong kepala sekolah dan guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi dengan sesama GTK dalam mencari gagasan, ide, ataupun solusi atas permasalahan pembelajaran yang dihadapi, khususnya saat mendampingi siswa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

“Di dalam Kurikulum Merdeka sudah tidak ada program peminatan, namun khusus di SMK akan ada penyesuaian konsentrasi keahlian,” tuturnya seraya mendorong guru yang hadir dapat lebih aktif menggunakan platform Merdeka Mengajar guna memperkaya wawasan dan pemahaman dalam proses belajar mengajar.

Baca Juga: Banyak Miskonsepsi Terhadap Kurikulum Merdeka, Ini yang Bisa Dilakukan Para Guru

Turut hadir dalam audiensi ini, Pelaksana Tugas (Plt.) Walikota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono yang menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbudristek dalam pengembangan potensi dan motivasi siswa lewat Kurikulum Merdeka.

“Menjadi tugas Pemerintah Daerah dalam memberikan ruang kepastian dan jaminan pelaksanaan pembelajaran. Semoga setelah lulus SMK, tidak bangga hanya menjadi pegawai, kalian harus memiliki semangat kewirausahaan menjadi pemimpin perusahaan ataupun pencipta lapangan pekerjaan guna tercapainya manusia Indonesia unggul tahun 2045,” jelas Tri.

Dalam sesi diskusi, siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan A, Marva Thoriq Azizi menyoroti potensi yang dapat terjadi dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

Baca Juga: Waduh! Masih Banyak Pihak yang Miskonsepsi Implementasi Kurikulum Merdeka

“Perlu dipikirkan sekiranya ada potensi kekurangan-kekurangan yang bisa saja terjadi saat implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah,” urai Marva yang sekaligus sebagai Ketua OSIS SMKN 1 Kota Bekasi.

Menanggapi hal itu, Dirjen Kiki mengapresiasi Marva yang kritis serta menaruh perhatian besar atas implementasi Kurikulum Merdeka. Di dalam implementasi Kurikulum Merdeka, kata Kiki, mengatasi potensi kelemahan disebut sebagai mitigasi risiko.

“Implementasi tidak akan berlangsung dengan baik jika siswa hanya pasif/tidak aktif dan guru serta kepala sekolahnya tidak mau berubah. Tetap dengan pola pemikiran kuno bahwa dirinya adalah sumber belajar dan enggan mempelajari hal yang baru,” tegas Dirjen Kiki.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah