Perkuat Semangat Literasi Siswa, Pemerintah Sediakan 2,9 Juta Buku untuk Daerah 3T di NTT dan NTB

- 18 Juli 2022, 07:24 WIB
Perkuat Semangat Literasi Siswa, Pemerintah Sediakan 2,9 Juta Buku untuk Daerah 3T di NTT dan NTB
Perkuat Semangat Literasi Siswa, Pemerintah Sediakan 2,9 Juta Buku untuk Daerah 3T di NTT dan NTB /Kemendikbud ristek /

JURNAL SOREANG- Mengacu pada program Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan pada tahun 2018 lalu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo mengatakan bahwa tugas negara yang tertuang dalam UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga negara wajib mendapatkan pendidikan yang layak.

Oleh karena itu, pemerintah wajib mendukung upaya peningkatan kualitas SDM tersebut salah satunya melalui program Gerakan Literasi Nasional yang praktiknya dilakukan dalam bentuk pengiriman perdana buku jenjang PAUD dan SD ke wilayah 3T.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi di Pelosok Sumatra, Pemerintah Kirim 4.085.586 Eksemplar Buku

Selanjutnya, pemerintah juga melakukan pengawasan dan evaluasi guna memastikan buku-buku yang dicetak berkualitas dan pengiriman tepat sasaran.

“Ini memang menjadi kewajiban kita semua untuk menjalankannya amanah UUD, mendistribusikan bahan bacaan untuk masyarakat khususnya bagi siswa yang ada di wilayah 3T dan kami sangat berterima kasih kepada perusahaan ini dan juga PT Pos Indonesia yang sudah bekerja secara optimal untuk menyukseskan program ini,” tutur Imam.

Upaya peningkatan literasi kata Imam, perlu dilakukan karena adanya indikasi kehilangan pembelajaran atau learning loss yang signifikan di kalangan siswa ditambah banyaknya siswa yang putus sekolah.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Nasional, Pemerintah Kirim 2.574.052 Eksemplar Buku ke Daerah 3T

Bahkan dari hasil Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2021 fakta menunjukkan bahwa siswa yang berhasil mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi membaca yakni kurang dari 50 persen.

Menurut Imam, jika pemerintah tidak segera membuat terobosan maka dampak dari hilangnya pembelajaran akan terus dirasakan bahkan meski pandemi telah usai.

Salah satu upaya mendesak yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut adalah menambah ketersediaan bahan bacaan bagi siswa dengan melakukan pencetakan dan pengiriman buku ke daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T), seperti wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Juga: Budaya Literasi Indonesia Masih Rendah, FISIP Unpas Berupaya Tingkatkan Literasi Digital di Cigadung

Selain menjadi langkah cepat, Imam menilai dalam menanggulangi penurunan kualitas pendidikan, pencetakan dan pengiriman buku ke daerah 3T juga menjadi komitmen untuk mengedepankan amanat Nawacita yang menekankan pentingnya membangun Indonesia dari daerah pinggiran dengan menguatkan sisi sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia.

“Bila selama ini pembangunan Indonesia terfokus hanya di kota besar saja, saatnya sekarang pembangunan dirasakan pula oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah 3T,” tekannya.

Lebih lanjut, penyediaan akses terhadap buku bermutu bagi masyarakat di daerah tersebut menurutnya merupakan salah satu upaya pemerintah mewujudkan Nawacita sekaligus melunasi salah satu janji kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah