JURNAL SOREANG- Sebagai tenaga pendidik, wajib hukumnya memahami kompetensi peserta didik sebelum mengawali pembelajaran guna memudahkan penentuan metode ajar yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan webinar Sapa GTK episode ke-6, baru-baru ini yang mengangkat tema “Ciptakan Pembelajaran Bermakna dan Berkualitas Melalui Asesmen Awal dan Pembelajaran Terdiferensiasi”.
Tema ini mengupas langkah-langkah asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi agar tenaga pendidik memiliki informasi awal dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara tepat.
Pada prinsipnya, sekolah diberi kebebasan dalam memilih dan menerapkan kurikulum di sekolah. Untuk memudahkan hal ini, Direktur Jenderal (Dirjen) GTK, Iwan Syahril mengatakan bahwa Kemendikbudristek telah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya sebelum menggunakan Kurikulum Merdeka.
“Terdapat tiga pilihan jalur sesuai dengan kondisi dan situasi setiap satuan pendidikan. Jalur pertama, yaitu Mandiri Belajar. Pilihan Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka pada beberapa bagian sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10,” terang Iwan.
Selanjutnya Iwan menjelaskan jalur kedua yang dapat dipilih adalah Mandiri Berubah. Pilihan ini memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Sedangkan jalur ketiga adalah Mandiri Berbagi di mana satuan pendidikan diberikan keleluasaan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.