Kurikulum Merdeka Diklaim Punya Kelebihan Membangun Potensi Siswa Sesuai dengan Fitrahnya

- 23 Februari 2022, 05:59 WIB
Silaturahmi Merdeka Belajar yang bertajuk “Wujudkan Pelajar Pancasila melalui Kurikulum Merdeka”. Acara ini disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI pada Kamis (17/2).
Silaturahmi Merdeka Belajar yang bertajuk “Wujudkan Pelajar Pancasila melalui Kurikulum Merdeka”. Acara ini disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI pada Kamis (17/2). /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek pekan lalu telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Kurikulum Merdeka diharapkan menjadi jawaban atas krisis pembelajaran yang semakin bertambah akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pendidikan.

Namun, lebih dari itu, esensi Kurikulum Merdeka itu sendiri adalah menciptakan ruang bagi setiap individu untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrah keunikannya masing-masing.

"Karena setiap manusia tidak ada produk gagal dari Tuhan, dan setiap manusia punya keistimewaan dan punya ‘ruang’ masing-masing yang disediakan secara fitrah. Dan tugas kita adalah membantu anak menemukan ‘ruang’ yang sudah disediakan dalam kehidupan. Sehingga tidak ada anak yang tidak punya tempat dalam kehidupan,” tutur Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Plt. Kapuskurjar), Zulfikri Anas dalam Silaturahmi Merdeka Belajar yang bertajuk “Wujudkan Pelajar Pancasila melalui Kurikulum Merdeka” baru -baru ini.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Luncurkan Kurikulum Merdeka, Ini Kelebihannya dalam Pembelajaran

“Sebelumnya, para guru kalau mendengar kata kurikulum, itu yang terlintas adalah administrasi rumit, bertele-tele, belenggu, dan seolah-olah tidak ada alternatif, semua anak dapat materi sama dengan cara sama, pengalaman belajar dan sumber belajar yang sama, penilaian yangg sama, dan itu sehingga mungkin hanya mengakomodasi sebagian kecil anak yang cocok dengan cara seperti itu,” ungkap Zulfikri.

Kurikulum adalah sebuah proses, iklim, suasana, budaya belajar yang memanusiakan manusia. 

"Sehingga, tidak hanya kemampuan (skills) atau pengetahuan siswa saja yang dikedepankan oleh guru. Mari para guru kita bergerak bersama menyentuh hati peserta didik kita,” ajaknya.

Oleh karena itu, dalam Kurikulum Merdeka, guru diberi kebebasan untuk memilih format, pengalaman, dan materi esensial yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, mereka punya ruang seluas mungkin untuk mengeksplor keunikan dirinya masing-masing.

Baca Juga: Platform Merdeka Mengajar Dukung Guru Terapkan Kurikulum Merdeka

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah