Kemudian paham, seleksi, distribusi, produksi, analisis, verifikasi, partisipasi, dn kolaborasi. Hal tersebut, merujuk pada konsep literasi digital Jenkins, para pejuang dakwah.
Para Da’i harus memahami tentang konsep play, simulation, performance, appropriation, multitasking, distributed cognition, collective intelligent, judgement, transmedia navigation, networking, dan negotiation dalam dunia digital.
Bagi perempuan Palembang tersebut, banyak hal baru di dunia digital sehingga kita harus mencoba aplikasi-aplikasi, hal ini erat kaitannya dengan konsep simulasi.
Baca Juga: Pemain Bintang Piala Dunia Ini Pernah Melamar ke Tim Liga 1 Indonesia, Bukan Persib Bandung
Begitu juga dengan networking, “Kalau teman-teman cermati, para youtuber yang trending itu pasti dia berjejaringnya bagus.
Dan dia bisa membaca isu juga, kira-kira laku nih dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia… kemudian yang bakalan disorot gitu ya… yang bakalan terkenal, yang bakalan menjadi konsen oleh semua orang.
Kayak, misalnya di Al-Bahjah TV itu kan banyak Buya Yahya, tentang dari sudut pandang perempuan, misalnya hukum apa bagi seorang perempuan.
Kemampuan untuk menangkap Point of View kayak gitu sudut pandang yang kira-kira untuk bisa kemudian kita ajak bekerja sama,”papar Clara.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Choi Siwon Super Junior Menolak Bunga dan Hadiah dari Penggemar, Ini Alesannya!
Clara menutup sesi melalui closing statement tentang literasi digital, “Digital literasi itu adalah membuat media digital itu untuk menjadi jalan kita untuk sukses, jalan kita untuk menjadi bermanfaat minimal untuk diri kita. Jadi diri kita jangan jadi negatif. Dan juga kalau bisa buat bermanfaat untuk orang lain,”pungkasnya.***