Para Da’i Jangan Ketinggal! Pentingnya Literasi Digital untuk Pejuang Dakwah, Ini Penjelasan Clara Novita

- 11 Februari 2022, 16:08 WIB
Clara Novita Anggraini, sedang menyampaikan materi kepada para Da’i yang sedang mengikuti acara literasi digital untuk Dakwah.
Clara Novita Anggraini, sedang menyampaikan materi kepada para Da’i yang sedang mengikuti acara literasi digital untuk Dakwah. /Dok.Telkom University

JURNAL SOREANG - Telkom University dan Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah melakukan kolaborasi melalui kegiatan pengabdian masyarakat di bawah kordinasi Direktorat Penelitian dan Pengadian Masyarakat (PPM).

Kegiatan tersebut merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya bersilaturahmi dengan Buya Yahya selalu pimpinan LPD Al-Bahjah.

Menurut Direktur PPM, Kemas Muslim Lhaksamana, kegiatan ini merupakan kewajiban dan komitmen dosen Telkom University terhadap masyarakat.

Baca Juga: Inilah 5 Selebriti Yang Mendapat Kiriman Hadiah PR Box 'Jentle Garden' Dari Jennie BLACKPINK

Pada sisi lain, di kesempatan berbeda, Buya Yahya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dapat mendorong percepatan perkembangan TV Al-Bahjah karena dipandu oleh ahlinya dari Telkom University.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Telkom University yang melibatkan tim dosen Ilmu Komunikasi dan Digital Public Relations ini meliputi empat tema, yaitu Pendidikan literasi digital, Optimalisasi Manajemen Konten media sosial, Teknik Produksi TV untuk dakwah, dan Public Speaking dan presenting.

Sesi pertama merupakan dasar dari literasi digital, bagaimana memahami dunia digital yang baru tersebut.

Clara Novita Anggraini, selaku narasumber menyampaikan bahwa era digital terdapat budaya partisipasi yang harus dipahami oleh setiap pejuang dakwah di ranah digital yaitu literasi digital.

Baca Juga: Pemain Sepakbola Timur Tengah Menghapus Bendera Israel dari Jersey di Piala Arab FIFA, Alasannya Mengejutkan

Clara menjelaskan, literasi digital merupakan kemampuan mengakses, artinya kita dapat mengakses media digital apapun bentuknya.

Kemudian paham, seleksi, distribusi, produksi, analisis, verifikasi, partisipasi, dn kolaborasi. Hal tersebut, merujuk pada konsep literasi digital Jenkins, para pejuang dakwah.

Para Da’i harus memahami tentang konsep play, simulation, performance, appropriation, multitasking, distributed cognition, collective intelligent, judgement, transmedia navigation, networking, dan negotiation dalam dunia digital.

Bagi perempuan Palembang tersebut, banyak hal baru di dunia digital sehingga kita harus mencoba aplikasi-aplikasi, hal ini erat kaitannya dengan konsep simulasi.

Baca Juga: Pemain Bintang Piala Dunia Ini Pernah Melamar ke Tim Liga 1 Indonesia, Bukan Persib Bandung

Begitu juga dengan networking, “Kalau teman-teman cermati, para youtuber yang trending itu pasti dia berjejaringnya bagus.

Dan dia bisa membaca isu juga, kira-kira laku nih dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia… kemudian yang bakalan disorot gitu ya… yang bakalan terkenal, yang bakalan menjadi konsen oleh semua orang.

Kayak, misalnya di Al-Bahjah TV itu kan banyak Buya Yahya, tentang dari sudut pandang perempuan, misalnya hukum apa bagi seorang perempuan.

Kemampuan untuk menangkap Point of View kayak gitu sudut pandang yang kira-kira untuk bisa kemudian kita ajak bekerja sama,”papar Clara.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Choi Siwon Super Junior Menolak Bunga dan Hadiah dari Penggemar, Ini Alesannya!

Clara menutup sesi melalui closing statement tentang literasi digital, “Digital literasi itu adalah membuat media digital itu untuk menjadi jalan kita untuk sukses, jalan kita untuk menjadi bermanfaat minimal untuk diri kita. Jadi diri kita jangan jadi negatif. Dan juga kalau bisa buat bermanfaat untuk orang lain,”pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah