Banyak Tantangan Pengembangan Bahasa dan Sastra di Masa Pandemi, Ini Langkah Badan Bahasa

- 30 Desember 2021, 05:06 WIB
Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz dalam acara Taklimat Media di Kantor Kemendikbudristek, pada Selasa 28 Desember 2021.
Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz dalam acara Taklimat Media di Kantor Kemendikbudristek, pada Selasa 28 Desember 2021. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus berupaya melaksanakan berbagai program dan kegiatan sesuai dengan fungsi pengembangan, pelindungan, serta pembinaan bahasa dan sastra bagi masyarakat.

Akibat pandemi sehingga pelaksanaan program, sebagaimana yang telah dilakukan pada tahun lalu, selain dilaksanakan secara tatap muka juga dilakukan dengan memanfaatkan bantuan teknologi digital.

Untuk mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19, sejumlah kegiatan seperti diskusi daring, kuliah daring, serta webinar yang berkontribusi bagi masyarakat luas sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Bahasa dilaksanakan dengan metode hibrida atau daring sepenuhnya. Berbagai acara dikemas secara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan semangat baru dalam berbahasa.

Baca Juga: Kata Ini Paling Viral di tahun 2021 Hingga Badan Bahasa TetapkanSebagai Kata Tahun Ini (KTI)

“Sepanjang bulan Oktober 2021, Badan Bahasa telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam bentuk festival, lomba, serta penghargaan kebahasaan, baik di pusat maupun di balai dan kantor bahasa di 30 provinsi untuk menyambut Bulan Bahasa dan Sastra (BBS),” kata Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz dalam acara Taklimat Media di Kantor Kemendikbudristek, pada Selasa 28 Desember 2021.

Aneka keunikan dan kehebatan para pencinta bahasa dan sastra telah mereka tunjukkan dalam berbagai rangkaian kegiatan BBS 2021. Melalui acara Menjalin Indonesia, dari ujung paling barat sampai paling timur Indonesia, dapat disaksikan keanekaragaman kreativitas itu.

Demikian pula rangkaian acara yang dikemas dalam tajuk acara festival, penilaian karya, pemilihan duta bahasa, gelar wicara, serta penghargaan kebahasaan dan kesastraan.

Baca Juga: Berikut 7 Fakta Menarik dari Filipina, dari Terdapat Banyak Bahasa hingga Rumah Bagi Elang Pemakan Monyet

“Perayaan BBS tahun ini dilaksanakan penuh semangat dan semarak sebagai suntikan semangat dan kecintaan kepada tanah air dan bangsa Indonesia yang dipersatukan melalui bahasa Indonesia,” ujar Aminudin Aziz.

Di samping itu, sebagai upaya menyebarluaskan bahasa Indonesia sekaligus meningkatkan peran bahasa Indonesia di kancah Internasional, Badan Bahasa setiap tahunnya menyelenggarakan program fasilitasi pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

Sepanjang tahun 2021, sebanyak 10.730 pemelajar BIPA di 38 negara telah terfasilitasi melalui 279 penugasan tenaga pengajar BIPA di 204 lembaga.

Baca Juga: Keren! Kantor Bahasa Provinsi NTB Luncurkan Kamus Digital Sasambo dan Kadaring SIBI

Angka tersebut jelas meningkat secara siginifikan jika dibandingkan catatan capaian tahun lalu sebanyak 221 penugasan di 23 negara, 89 lembaga, dan 8.854 pemelajar.

Dari segi kebijakan, program BIPA untuk luar negeri tahun ini dilaksanakan melalui tiga skema, yaitu pengiriman pengajar dari Indonesia, penugasan tenaga pengajar lokal, dan pembelajaran jarak jauh secara daring.

“Tahun ini BIPA lebih banyak menggunakan guru yang merupakan mitra kami baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Para diaspora Indonesia memberi dukungan yang luar biasa dan difasilitasi oleh KBRI, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI),” ungkap Kepala Badan.

Baca Juga: Resmi Jadi Bahasa Kedua di Vietnam, Berikut 10 Fakta Menarik Tentang Bahasa Indonesia Di Mata Dunia

Hal lain yang membedakan yakni adanya perbedaan pada bahan ajar BIPA. Tahun lalu, bahan ajar BIPA diproduksi di Indonesia, lalu dikirimkan ke luar negeri. Tahun ini, Badan Bahasa melibatkan komunitas lokal untuk masuk menjadi penyusun bahan ajar BIPA. “Sekarang bahan ajar BIPA lebih kontekstual,” lanjutnya.

Terkait Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), meski sudah dikembangkan sejak 2019, namun mulai pencanangan UKBI Adaptif resmi diluncurkan pada 2021.

Berbeda dari sebelumnya, mulai dari tahap pendaftaran hingga penilaian, Badan Bahasa melaksanakannya secara daring. Pada setiap tingkatan/level, jenis soal antar setiap peserta pun berbeda.

Baca Juga: Ingin Belajar Bahasa dan Budaya Jawa? Bisa Buka Kamus Digital Budaya Jawa, Ini Link untuk Aksesnya

“Ketika kami ubah ke metode baru ini, selama 11 bulan, tercatat pesertanya mencapai 166 ribu orang. Berkali-kali lipat jumlahnya dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 62 ribu orang. Kecepatan untuk mendapatkan sertifikat UKBI juga hanya memakan waktu sepekan terkirim ke peserta,” jelas Aminudin Aziz.

Sebagai salah satu wujud komitmen Badan Bahasa untuk memartabatkan bahasa Indonesia melalui sosialisasi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pada tahun ini Badan Bahasa meluncurkan sebuah aplikasi kebahasaan bernama Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia (Sipebi).

Aplikasi ini bersifat luring mudah alih (portable) yang berfungsi untuk melakukan perbaikan/penyuntingan teks bahasa Indonesia secara otomasi.

“Tingkat kesalahan paling tinggi ada pada pengunaan kata di untuk imbuhan. Menjadi tantangan tersendiri bagi kami bukan hanya urusan ejaan tapi juga tata bahasa,” ujarnya.

Baca Juga: 130 Kata Bahasa Indonesia ini Sama dengan Bahasa India Sansekerta, Hindi, dan Tamil, Berikut Penjelasannya

Sipebi secara resmi diluncurkan pada 28 Oktober 2021 dan mendapatkan sambutan positif dari berbagai kalangan masyarakat. Sebagai karya perdana dalam hal pemeriksaan ejaan, Sipebi masih dalam tahap pengembangan sehingga dianggap memiliki banyak keterbatasan.

“Oleh karena itu, Badan Bahasa sangat terbuka dalam menerima masukan dan saran dari masyarakat pengguna Sipebi untuk dalam upaya penyempurnaan produk ini di masa yang akan datang,” tutur Kepala Badan Bahasa.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah