Mas Menteri Minta Generasi Muda Punya Kebhinekaan Global, Ini Maksudnya

- 2 November 2021, 07:17 WIB
Tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek menggelar puncak Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) tahun 2021. Tahun ini menjadi tahun kedua perayaan BBS digelar pada masa pandemi Covid-19.
Tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek menggelar puncak Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) tahun 2021. Tahun ini menjadi tahun kedua perayaan BBS digelar pada masa pandemi Covid-19. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek menggelar puncak Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) tahun 2021. Tahun ini menjadi tahun kedua perayaan BBS digelar pada masa pandemi Covid-19.

Dalam acara Puncak BBS, Mas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, mengajak pemuda Indonesia untuk terus menyalakan semangat untuk mencintai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaan.

Ia menuturkan, pada era globalisasi sekarang ini, generasi muda perlu memiliki nilai-nilai kebinekaan global untuk berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dan membawa Indonesia maju di panggung internasional.

Baca Juga: Ternyata Bahasa juga Punya Ilmu Forensik, Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara (KBST) Kerja sama dengan Polda

“Marilah kita semua menjadi pelajar Pancasila yang mencintai Indonesia dan menghargai keberagaman untuk mewujudkan Merdeka Belajar,” tuturnya Kamis lalu 28 Oktober 2021.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Aziz, mengatakan ada tiga catatan yang menjadi ukuran yang diambil Badan Bahasa dalam mengejawantahkan gagasan besar Merdeka Belajar.

Pertama, tekad kuat generasi muda dalam menjaga bahasa Indonesia. Tekad ini memberikan keyakinan bahwa Bahasa Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang.

Baca Juga: Jangan Salah Ucap! 5 Kata Bahasa Malaysia Ini Beda Makna dengan Indonesia, Simak Penjelasannya

Ia meyakini, gelombang perubahan sosial masyarakat saat ini tidak cukup kuat untuk meruntuhkan semangat dalam menjayakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah