Ayo Dorong Semangat Peserta Didik Berkebutuhan Khusus untuk Terus Berkreasi, Ini Kisah Pelukis Pakai Mulut

- 6 September 2021, 06:14 WIB
Bincang Hangat “Seni Budaya Bangsaku, Kreativitasku untuk Indonesia Tangguh”, secara daring, Jumat 3 September 2021 bersama para pejyandang disabilitas berprestasi.
Bincang Hangat “Seni Budaya Bangsaku, Kreativitasku untuk Indonesia Tangguh”, secara daring, Jumat 3 September 2021 bersama para pejyandang disabilitas berprestasi. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG-  Keterbatasan fisik tidak menjadi batasan untuk menggapai mimpi, dengan semangat pantang menyerah dan terus maju kita yakin kreativitas akan tumbuh sehingga mendorong diri untuk berkarya.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt.) Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek, Asep Sukmayadi dalam Bincang Hangat “Seni Budaya Bangsaku, Kreativitasku untuk Indonesia Tangguh”, secara daring, Jumat 3 September 2021.

“Kita yakin kreativitas kalian jika diasah akan menghasilkan mutiara karya yang bernilai, profesi pada bidang industri kreatif merupakan profesi unggulan yang mampu bertahan dalam kondisi apapun,” tutur Asep pada bincang hangat tersebut sebagai rangkaian dari penutupan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) tahun 2021.

Baca Juga: Jangan Pesimistis, Penyandang Disabilitas Juga Bisa Berprestasi, Ini Langkah Kemendikbudristek

Plt. Kapuspresnas menambahkan, mahir dalam bidang seni dapat menjadi bekal pada kehidupan kelak. Asep meyakini, insan PDBK dapat berkembang secara profesional di bidang seni hingga bisa mendapatkan penghasilan yang menjanjikan jika seni digeluti dengan serius.

“Saya harap FLS2N PDBK menjadi peluang untuk menajamkan banyak ide dan bakat adik-adik. Kobarkan semangat pantang menyerah untuk terus maju bersama dalam menempuh jalan penuh tantangan agar dapat mencapai masa depan yang lebih baik. Mari sama-sama kita wujudkan Indonesia Tangguh,” katanya memotivasi peserta.

Tampil sebagai narasumber pertama yakni Faisal Rusdi, seorang pelukis internasional yang tergabung dalam Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA).

Potensi melukisnya ia temu kenali pada usia 16 tahun. Saat itu, Faisal masuk ke sanggar lukis. Di sana, ia belajar melukis lebih intens.

Baca Juga: Warga Penyandang Disabilitas SLBN Cileunyi Antusias Diberi Vaksin Sinopharm

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x