Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) Sulit Diwujudkan Jika Kampus Masih Birokratis

- 10 Agustus 2021, 14:20 WIB
Tangkapan layar Webinar bertajuk “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka dan Demokratisasi Pendidikan”, yang diselenggarakan Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Publik, Inovasi Pendidikan, dan Pendidikan Kedamaian  LPPM UPI, Selasa, 10 Agustus 2021.
Tangkapan layar Webinar bertajuk “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka dan Demokratisasi Pendidikan”, yang diselenggarakan Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Publik, Inovasi Pendidikan, dan Pendidikan Kedamaian LPPM UPI, Selasa, 10 Agustus 2021. /UPI Bandung/

Dasim Budimansyah menegaskan,  paradigma baru pendidikan menuntut agar pendidikan mampu melahirkan manusia demokratis yang akan memerankan dirinya sendiri sebagai anak bangsa dalam proses kehidupan.

“Konsep merdeka itu apa, itu yang harus dapat diwujudkan oleh lembaga pendidikan tinggi. Bagaimana kemudian perguruan tinggi berkontribusi dalam mempersiapkan warga kampus  berfikir kritis dan bertindak demokratis, dengan tetap berpijak pada kultur dan budaya mandiri bangsa yakni Pancasila,” kata Dasim menguraikan.

Sementara itu, Direktur Pembelajaraan dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi menyampaikan bahwa tahun 2020 adalah tahun yang penuh tantangan, yang dimulai dengan masuknya Indonesia ke dalam revolusi industri 4.0 dan society 5.0 sampai dengan pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Jangan Sepelekan Peran Perempuan, Dharma Wanita Berperan Aktif Mendukung Merdeka Belajar

Namun di balik tantangan itu, pastinya juga terdapat peluang yang membuat Indonesia lebih inovatif dalam berbagai bidang salah satunya di bidang pendidikan tinggi.

“Kampus Merdeka merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil,” ungkapnya.

Ia mengatakan pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa.

Baca Juga: Kemendikbudristek Apresiasi Implementasi Kampus Merdeka di SMK dan jajaran Politeknik eLBajo Commodus NTT

“Selain itu,  mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya,” ujar Aris.

Di sisi lain dari perspektif kurikulum, Dinn Wahyudin yang juga Ketua Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia  menyatakan, filosofi Merdeka Belajar yang diusung Kemendikbud pada dasarnya membawa semangat fleksibilitas yang tinggi.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah