Perguruan Tinggi Diminta Ikut Dampingi SMK Pusat Keunggulan 2021, Ini Tujuannya

- 25 Mei 2021, 14:57 WIB
Pelajar SMKN 1 Pangandaran sedang membagikan takjil gratis, Minggu, 9 Mei 2021. Perguruan tinggi diharapkan ikut mendampingi vokasi di SMK.
Pelajar SMKN 1 Pangandaran sedang membagikan takjil gratis, Minggu, 9 Mei 2021. Perguruan tinggi diharapkan ikut mendampingi vokasi di SMK. /PRIATIM PRMN/AGUS KUSNADI/

JURNAL SOREANG- Jelang pelaksanaan Sekolah Menengah Kejuruan-Pusat Keunggulan (SMK PK) tahun 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) terus lakukan berbagai persiapan.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, kembali menyampaikan pentingnya sumber daya manusia (SDM) lulusan vokasi yang harus sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) hingga menghasilkan SDM yang kompeten.

Wikan menekankan, selain ijazah, lulusan pendidikan vokasi juga dibekali dengan sertifikasi kompetensi dan bahasa Inggris. “Saya kompeten adalah ‘aku bisa ini, bukan aku sudah belajar ini’. Selain hard skills kompeten juga mencakup soft skills dan karakter,” tutur Wikan dalam pernyataannya, Senin, 24 Mei 2021.

Adapun menyoal proses pembelajaran sendiri, Wikan melanjutkan, tentu tidak terlepas dari program “_link and match_” yang memuat paket 8+i yang tidak hanya sekadar MoU.

Baca Juga: SMK Didorong Berperan dalam Pembangunan Desa, Ini Tujuannya

"Program yang didorong tersebut mencakup penyelarasan kurikulum satuan pendidikan vokasi dengan industri, pengembangan soft skills dengan project base learning, guru tamu dari industri mengajar di satuan pendidikan vokasi (minimal 50 jam per semester per prodi), magang minimal satu semester, penerbitan sertifikasi kompetensi, pendidikan dan pelatihan pengajar pendidikan vokasi di industri, riset terapan yang menghasilkan produk untuk masyarakat, serta komitmen serapan lulusan oleh dunia usaha dan industri (DUDI). Sedangkan 8+i merupakan bantuan, beasiswa maupun ikatan dinas yang diberikan oleh DUDI,” ucapnya.

Wikan menambahkan, lulusan peserta didik vokasi juga disiapkan menjadi “BMW” yakni bekerja, melanjutkan pendidikan, dan wirausaha. “Jadi lulusan SMK itu menjadi tukang adalah “salah kaprah”, melainkan turut menjadi ahli di bidangnya,” ujarnya.

Karenanya, Wikan pun mengharapkan agar perguruan tinggi vokasi dapat menjadi pendamping SMK guna memberikan rekomendasi dan masukan terkait peningkatan kualitas sekolah. “Ke depan, apabila ‘kakak-adik’ ini bersatu, nantinya bisa dikembangkan SMK D2 fast track,” kata Wikan.

Baca Juga: Industri Terlibat dalam Review Kurikulum SMK Berbasis Link and Match

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah