“Mengangkat ASN tidak mungkin tanpa seleksi. Kita harus mematuhi UU ASN karena tidak hanya melanggar UU, tapi juga melanggar etika kita kepada murid-murid, untuk mendapatkan kompetensi minimum dari kualitas gurunya,” kata Nadiem.
Baca Juga: Fulham vs MU:Edinson Cavani Cetak Gol, Paul Pogba On Fire
Namun di sisi lain, Nadiem juga merespon perihal memprioritaskan guru honorer yang sudah punya pengalaman lebih lama. Dia menyatakan, pada seleksi khusus untuk honorer diberikan dua keistimewaan.
“Pertama, kami beri kesempatan hingga 3 kali tes untuk mencoba, dan juga kami memberi modul-modul belajar untuk dipelajari agar bisa lulus tes,” jelasnya.
Dengan perlakuan khusus tersebut, Nadiem menyatakan, dengan standar minimum tersebut semua bisa diangkat menjadi PPPK. Namun, tidak berarti kita memberikan tes, kemudian dibiarkan saja hukum alam mengambil alih,” kata dia.
Baca Juga: 4 Hal Menarik dari Pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wapres AS
Menurut Nadiem, kunci untuk lulus pada tes seleksi PPPK adalah bukan pada kompetensi, tapi kemauan para guru honorer untuk mempelajari materi yang harus ia kuasai.
“Jadi benar-benar tergantung pada motivasinya. Motivaasi untuk belajar menjadi satu-satunya yang terpenting untuk guru, dan itu adalah hak dari setiap murid kita. Guru mau bekerja keras untuk mempelajari apa kompetensi yang diharapkan dari sistem pendidikan untuk menjaga kualitas pendidikan," katanya.***