Indonesia Harus Kejar Ketertinggalan Pendidikan Akibat Covid-19

- 22 Desember 2020, 15:19 WIB
Ilustrasi sekolah saat.pandemi yang sepi. Akibat pandemi sehingga pendidikan Indonesia tertinggal jauh.
Ilustrasi sekolah saat.pandemi yang sepi. Akibat pandemi sehingga pendidikan Indonesia tertinggal jauh. /PIXABAY/bairli1

JURNAL SOREANG- Pandemi Covid-19 membuat pendidikan Indonesia mengalami perubahan total dengan belajar dari rumah dengan cara daring (online). 

Akibat pola pendidikan ini sehingga Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyatakan Indonesia harus mengejar ketertinggalan selama wabah Covi-19.

"Pendidikan Indonesia  tidak berjalan normal, sementara negara-negara lain sudah melakukan tatap muka.
Perlu dilakukan penyesuaian kurikulum agar ada peningkatan kemampuan anak didik," kata Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Purn Agus Widjojo saat konferensi pers secara daring seperti dikutip ANTARA, Selasa, 22 Desember 2020.

Baca Juga: Sekolah Ini Raih Nilai Akreditasi Tertinggi di Jawa Barat

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI didampingi oleh pejabat teras Lemhannas di antaranya Wagub Lemhannas RI Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan, Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Rahmat Pribadi, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Laksda TNI Edi Sucipto, dan Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Reni Mayerni serta Kepala Biro Humas Brigjen TNI Sugeng Santoso.

Menurut Agus, negara-negara anggota Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sudah memulai sekolah secara tatap muka sejak beberapa bulan lalu.

 "Indonesia menjadi anggota RCEP beserta 10 negara ASEAN dan lima negara lainnya, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. RCEP dinilai juga mempercepat pemulihan ekonomi global di tengah pandemi virus corona. Manfaat RCEP bagi Indonesia dapat terwujud jika Indonesia melakukan perubahan mendasar, salah satunya pendidikan," katanya.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Sosok Ibu Dalam Pembangunan Ekonomi

Untuk mengupayakan keberhasilannya, lanjut Agus, pemerintah harus melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar setara dengan negara maju.

"Perlu memprioritaskan dan menyediakan anggaran yang memadai untuk memberi pendidikan bermutu kepada anak-anak sejak usia dini yaitu 3-6 tahun seperti di Vietnam, China, Singapura, dan negara-negara maju lain," kata Agus.

Bank Dunia pada November 2020 merekomendasikan bahwa pendidikan bermutu sejak usia dini merupakan awal untuk membangun sumber daya manusia yang unggul.

 Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 22 Desember 2020: Cantika Lapor Reyna Diculik, Polisi Akan Tangkap Aldebaran

"Pemerintah perlu pula melakukan akselerasi pemerataan penyampaian materi pendidikan. Kesenjangan pendidikan bisa diatasi dengan penggunaan teknologi informatika," katanya.

Dengan demikian, kata dia, anak-anak Indonesia yang berada di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal dapat belajar dari guru-guru terbaik dari sekolah-sekolah unggul di bidang-bidang pelajaran yang berbeda.

Pemerintah juga wajib memprioritaskan program untuk meng-"update" para ibu dan guru tentang keterampilan dan sikap yang perlu diajarkan kepada anak-anak.

Baca Juga: Sekolah Desak Aturan Teknis Belajar Tatap Muka. Belum Ada Kejelasan dari Pemerintah Daerah

Hal itu, menurut dia, diperlukan agar anak-anak mampu menghadapi disrupsi dan memenuhi tuntutan dunia kerja di era revolusi industri 4.0.***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah