JURNAL SOREANG- Perjuangan untuk membangun lembaga pendidikan tidakag mudah. Mengubah kolam ikan (balong) dengan menimbunnya memakai tanah yang diangkut ratusan truk butuh modal cukup besar.
Bermula dari menerima tanah wakaf dari H. Aceng Jarkasih pada tahun 1998, namun pihak Yayasan Al Aitaam baru membangunnya tahun 2006. Kini di usia 14 tahun, Al Aitaam menjelma menjadi sekolah rujukan nasional untuk ringkat SD.
"Awalnya tanah wakaf berupa kolam dan sawah dan tidak ada akses jalan masuk ke lokasi," kata Ketua Pembina Yayasan Al-Aitaam, Sali Iskandar, saat dihubungi Selasa 3 November 2020.
Baca Juga: Patut Dicontoh, Pemprov Sumut Bangun RS Covid-19 Khusus Ibu dan Anak
Sali mengisahkan perjuangan panjang dan melelahkan untuk bisa mewujudkan sekolah yang berdiri cukup megah dan mentereng tidak terbayangkan dari awalnya.
"Sekolah berlokasi di Jalan Aceng Sali Al-Aitaam no.1 Ciganitri, Bojong Soang, Kabupaten Bandung, yang harus kami timbun dengan tanah diangkut ratusan truk," katanya
Sudah 14 tahun tepatnya 1 Juli 2006 Al-Aitaam mengabdi negeri di bidang pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan . "Alhamdulillah di Al Aitaam kini sudah berdiri TK SD SMP SMK Plus Al-Aitaam dan sudah terakreditasi "A" ," ujarnya.
Baca Juga: Cucun, Tidak Ada Hak Istimewa Bagi Pengendara Moge
Prestasi tertinggi Al-Aitaam adalah SD Plus Al-Aitaam menjadi SD Rujukan Berbasis Nasional yang bersaing di antara seluruh sekolah di Indonesia yang berjumlah 12.000 sekolah swasta.
"Yayasan Al-Aitaam tidak mengejar hal duniawi semata sehingga menyediakan sekolah bersubsidi bagi mereka yang tidak mampu dan anak yatim. Kami sediakan jatah 30% siswa miskin dan anak yatim dari kuota penerimaan setiap tahunnya. Siswa ini dibebaskan dari biaya bulanan, uang bangunan bagi para siswa dan uang kuliah bagi para mahasiswa," katanya.
Hal ini didasari pengalaman hidup Sali Iskandar, sebagai orang miskin dari Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Garut, dan amanah pewakaf Aceng Jarkasih.
Baca Juga: Sali Iskandar: Jangan Mau Digaji Orang Lain
"Yayasan harus lebih banyak menyantuni anak yatim dan kaum duafa, Al-Aitaam sendiri diartikan bisa bermakna Yatim Piatu , Yatim keberanian, Yatim Inovasi, Yatim Harta, dan berbagai penafsiran lainnya sehingga menjiwai seluruh kegiatan keagamaan," katanya.***