Meski Kepulauan, namun Kabupaten Pangkajene, Sulsel, Lakukan Langkah Ini untuk Transformasi Pendidikan

1 Maret 2024, 06:08 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, mengapresiasi sinergi dan kolaborasi pemangku kepentingan pendidikan demi menyukseskan transformasi pendidikan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selat /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG– Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, mengapresiasi sinergi dan kolaborasi pemangku kepentingan pendidikan demi menyukseskan transformasi pendidikan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Iwan mengatakan  pemerintah daerah (Pemda) di Pangkep merupakan pemda yang progresif dalam mendorong satuan pendidikan di wilayahnya menjadi Sekolah Penggerak.

 

“Kita sengaja mencari daerah yang penuh tantangan. Kemarin saya dari Papua Barat, kemudian ke Maluku, dan sekarang di Pangkep. Pangkep merupakan pemda yang suportif dan progresif menurut saya,” tutur Iwan saat berdialog dengan Kepala Dinas Kabupaten Pangkep di SD Negeri 17 Langnga Langnga, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), baru-baru ini.

Iwan menambahkan bahwa Sekolah Penggerak hakikatnya bukan sekolah unggulan, namun merupakan aset untuk membantu Pemda dalam melakukan transformasi dalam ekosistem pendidikan di daerahnya.

Sekolah Penggerak diberikan serangkaian intervensi dan penguatan, agar dapat melakukan pengimbasan, sebagai upaya untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang lebih berdaya dan menguatkan.

Baca Juga: Peringati HGN 2023, Balai Besar Guru Penggerak Jawa Barat Gelar Semarak Karya Guru dan Tenaga Kependidikan

“Nantinya ketika Sekolah Penggerak ini sudah berjalan tiga tahun, mereka akan ditugaskan untuk melakukan pengimbasan atau berbagi kepada sekolah yang paling membutuhkan intervensi di daerah mereka, untuk dapat bertransformasi dalam waktu satu tahun. Karena memang Sekolah Penggerak itu filosofinya bergerak dan dapat menggerakkan,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 17 Langnga Langnga, Muksim, mengatakan bahwa alasannya mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) adalah untuk mewariskan hal baik sebelum pensiun.

Meski lima tahun lagi pensiun, beliau tetap ingin berubah dan mengembangkan diri. “Apa yang saya lakukan dari hasil Sekolah Penggerak ini yang menjadi warisan saya untuk teman-teman guru dan murid. Karena ilmu itu sampai di liang lahat,” tuturnya penuh haru.

 

Pada tahun 2022, SD Negeri 17 Langnga Langnga ditetapkan sebagai sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak dan memiliki dua orang Guru Penggerak yang ikut berkolaborasi mendorong transformasi pendidikan yang dilakukan oleh Muksim.

Sejak menjadi sekolah sasaran PSP, SD Negeri 17 Langnga Langnga juga membentuk Komunitas Belajar (Kombel) yang memiliki kegiatan rutin seminggu sekali untuk peningkatan kompetensi para guru.

“Setiap hari Sabtu, guru-guru kami menyempatkan waktu untuk bertemu dan saling berdiskusi. Mereka bersemangat untuk belajar karena termotivasi untuk melakukan praktik baik di kelas. Bahkan guru yang sudah mau pensiun juga terdorong untuk meningkatkan kapasitasnya,” tuturnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler